Wilujeng Sumping...

Ini blog seorang mida, yang -seperti manusia lainnya- punya banyak kisah dan masalah untuk diceritakan dalam perjalanan hidupnya. Silakan masuk, duduk di mana aja dan baca-baca sesuka hati. Mau teh atau kopi? ^_^

24 Juli 2009

Memorable Moments at Gede Mountain

Wew... Lama banget ga ngeblog...
Gara-gara manajemen waktu yang amburadul, susye ngatur kerjaan sama kesenangan....

Jum'at, tanggal 3 Juli malam hari... setelah saling tunggu-menunggu ga jelas, aku dijemput Vira di pintu tol Cileunyi, Bandung. Ajegile... Mobil Ford Everest punya kantor yang ngejemput ternyata penuh barang buat peserta trekking. Akhirnya kita duduk berdesak-desakan. Putri yang terlebih dulu dijemput di Jatinangor Square sampe harus duduk miring gara-gara space kursi di tengah ga cukup buat berempat, hehehe... Lumayan deh, selama tiga jam perjalanan ke Bogor kita serasa jadi tempe penyet. Begitu sampe di vila, rasanya lega banget! Istirahat sebentar, persiapan ini-itu, baru berangkat lagi ke basecamp Gunung Putri, tempat awal pendakian ke Gunung Gede.

Sampe di basecamp, mobil si bos dari Jakarta udah datang duluan, ditemani Gunle yang malang (selama event ini dia harus nemenin bos di mobil tambah bawa-bawa spanduk organisasi sepanjang pendakian, hihihi... Nasibmu, Nak!). Di basecamp juga sudah berkumpul para guide dan porter yang akan membantu pendakian, plus suguhan camilan+teh panas, menghangatkan badan dari serangan udara gunung tengah malam yang dingin. Basecamp Gunung Putri terletak di ketinggian sekitar 1850 mdpl. Nyampe sini, sinyal HP udah pada ilang ga tau kemana, hehe... Pada ga bisa update status FB tuh... :D

Gunle, pembawa bendera (maaf ya, Neng, Aa' Gunle-nya aku tampangin di blogku, hihihi....)

Sekitar jam 2 malam baru pendakian dimulai. Aku ada di grup enam, grup terakhir. Baru awal pendakian aja, aku udah nyesel setengah mati ga pernah olahraga. Tanjakan yang mudah aja udah bikin ngos-ngosan. Otakku jadi terlibat perang saudara, yang satu pengen tidur, yang satunya pengen membuktikan diri bisa menaklukkan gunung, hehe... lebay.co.id. Jadinya kakiku setengah diseret-seret biar mau terus jalan. Untung ada Yaroh, sobatku, my guardian angel, yang terus nyemangatin dan menjaga langkahku biar ga jatuh.... Huhuhu.... Luv u, Sis!

Pengennya, sih, pas sunrise kita ada di Puncak Gede.... Minimal di alun-alun Surya Kencana lah! Apa daya, dengan gaya jalanku yang kayak siput, ditambah tiap liat tanjakan rasanya pengen nangis melulu, baru menjelang tengah hari sampai di Surya Kencana. Tempatnya berupa padang yang luaaaasss... banget. Ditumbuhi banyak pohon edelweis dan dikelilingi gunung. Nyampe di tempat itu, aku agak kecewa.... Kirain bakal banyak bunga warna-warni kayak di Gunung Papandayan. Ternyata hanya rumput, semak dan edelweis.... Kalo ditambahin jerapah sama singa kayaknya serasa di Afrika, deh!

Dengan kaki dan punggung pegal-pegal, capek luar biasa, aku agak terganggu dengan kehebohan para cewek yang pengen difoto begini-begitu. Duh... pengen istirahat koq malah pada centil dan berisik! Sebel deh... Aku akhirnya menjauh dari rombongan dan entah kenapa tiba-tiba nangis.... Merasa terlupakan, merasa... aneh dan kesepian di tempat asing seperti itu.... Udah gitu, gara-gara terakhir makan nasi jam 5 sore sebelum pergi ke Bogor, lambungku tiba-tiba sakit. Lebih lengkap lagi, di perjalanan ke puncak, lensa kontakku copot sebelah. Mmmm... indahnya dunia....

Waktu aku nangis ternyata difoto...

Dari alun-alun Suryakencana menuju ke Puncak Gunung Gede sebenarnya udah deket, tapi tanjakannya.... masya Allah! Sampai ada yang dinamain tanjakan setan oleh para pendaki, hehehe... Ga ada datar-datarnya, nanjak terus, bos! Tapi begitu sampai di puncak (yang hanya berupa jalanan kecil di pinggir kawah), wowww!!! Kawahnya megah banget! Sang Pencipta alam memang Maha Besar dan Maha Indah!

Dari Puncak Gede, kami turun ke Kandang Badak untuk berkemah. Jalurnya mula-mula berupa turunan ekstrim dipenuhi batu dan kerikil muntahan kawah. Harus hati-hati melangkah, soalnya batu-batunya ga stabil untuk diinjak, jadi kita akan mudah jatuh terguling-guling (padahal di kiri-kanan jurang menganga). Setelah itu, kami kembali memasuki hutan, mirip dengan jalur pendakian Gunung Putri.
Tiba di Kandang Badak sudah malam, aku sempat dipijat refleksi untuk meredakan sakit lambung karena jika dibiarkan terkena dingin, katanya perutku bisa kram. Sampe mengaduh-aduh ga karuan, deh, pas dipijat, hehe.... Setelah makan malam (nasi+mie rebus instan+kornet+teh hangat), hampir semua peserta terkapar di tenda masing-masing.

Esok paginya, beuuuhhh... dalam keadaan dingin, aku menahan pipis (soalnya di kawasan berkemah ga ada toilet, hanya ada sumber air terbuka dibatasi tembok rendah). Terpaksa deh para cewek antri di semak-semak sambil bawa-bawa air di botol plus tisu basah antiseptik, hehe...

Sarapannya kembali nasi+mie rebus instan+kornet, tapi kali ini tambah sosis.

Dari ki-ka: Mumun, Yaroh, Shanty dan aku

Kami turun ke arah Cibodas sekitar pukul 7 pagi, melewati air terjun air panas (yang menurutku lebih mirip taman buatan di halaman rumah ^_^).

Rame-rame foto di depan air terjun mini ^_^

Setelah itu, ada lereng curam air panas. Hati-hati saat melangkah, selain batu-batu pijakannya licin, airnya juga terasa sangat panas saat menyentuh kaos kakiku. Di sepanjang 'penyebrangan' air panas itu, terdapat tali untuk membantu para trekker.

Perjalanan turun dilanjutkan ke Panyangcangan. Dari sini, terdapat belokan ke kiri menuju air terjun Cibeureum yang cantik. Langsung pada narsis dunk... jepret sana jepret sini... ^_^

Nampang bareng Putri dan Winda (trio chubby ^_^)

Puas bermain di air terjun, kami kembali ke Panyangcangan lalu menyusuri jalan jembatan kayu menyebrangi rawa-rawa. Berhenti sebentar di Telaga Biru (sayangnya kotor jadi terlihat butek), diteruskan melalui jalur undakan batu-batu kecil hingga ke Cibodas. Selama menuruni undakan-undakan itu, kaki rasanya sakit banget, udah pegel sisa kemarin ditambah telapak kaki menginjak batu-batu kecil... rasanya kayak pijat refleksi lagi, hehe....

Alhamdulillah sampai ke basecamp Cibodas sekitar pukul 13.00 WIB. Langsung dibagi kaos dan nasi padang yang udah disiapin Vira yang ga ikutan trekking. Nyammm...

[Sorry, last part of this post has been deleted]

Photos are courtesy of Nor Hidayatullah
'Breakfast' photo is courtesy of Shanty Mulandhary