Wilujeng Sumping...

Ini blog seorang mida, yang -seperti manusia lainnya- punya banyak kisah dan masalah untuk diceritakan dalam perjalanan hidupnya. Silakan masuk, duduk di mana aja dan baca-baca sesuka hati. Mau teh atau kopi? ^_^

30 Desember 2010

Still I Rise


by Maya Angelou

You may write me down in history
With your bitter, twisted lies,
You may trod me in the very dirt
But still, like dust, I’ll rise.

Does my sassiness upset you?
Why are you beset with gloom?
‘Cause I walk like I’ve got oil wells
Pumping in my living room.

Just like moons and like suns,
With the certainty of tides,
Just like hopes springing high,
Still I’ll rise.

Did you want to see me broken?
Bowed head and lowered eyes?
Shoulders falling down like teardrops.
Weakened by my soulful cries.

Does my haughtiness offend you?
Don’t you take it awful hard
‘Cause I laugh like I’ve got gold mines
Diggin’ in my own back yard.

You may shoot me with your words,
You may cut me with your eyes,
You may kill me with your hatefulness,
But still, like air, I’ll rise.

Does my sexiness upset you?
Does it come as a surprise
That I dance like I’ve got diamonds
At the meeting of my thighs?

Out of the huts of history’s shame
I rise
Up from a past that’s rooted in pain
I rise
I’m a black ocean, leaping and wide,
Welling and swelling I bear in the tide.
Leaving behind nights of terror and fear
I rise
Into a daybreak that’s wondrously clear
I rise
Bringing the gifts that my ancestors gave,
I am the dream and the hope of the slave.
I rise
I rise
I rise.

22 November 2010

Meet My Girls

Satu lagi immature posting, hahaha...

Aku sekarang punya dua boneka barbie (tiruan, bukan asli :D). Tadinya beli cuma buat dijadikan 'model' buat bikin baju boneka yang kecil dan lucu-lucu ^_^. Tapi lama-lama jadi temenan karena tiap hari tidur bareng, hahaha...

Yang pertama kubeli Miana... Dibanding boneka lainnya yang satu harga, wajah Miana keliatan mirip banget sama Barbie yang asli, makanya aku ambil. Tapi, setelah dibandingkan, ukuran tubuhnya ternyata lebih kecil dari Barbie asli (aku bandingin sama salah satu dari seri 12 Dancing Princess), namun perut dan kakinya lebih besar dari rata-rata Barbie tiruan buatan Cina lainnya. Binun, kan? Makanya baju-baju Barbie murah-meriah di pasaran jadi kesempitan kalo dipakaikan ke dia.

Yang bikin ngiri, pake baju ukuran ga pas pun dia teteup cantik (mulai gila, nih, sirik sama boneka... na'udzubillah...). Bahkan pake baju-baju yang modelnya 'nggak banget' kalo aku pake di kenyataan, dia masih terlihat oke. Liat aja, nih....





Baju-bajunya hasil jahit sendiri...

Boong ding, itu Mama yang bikin :p
Tapi, aku lagi pengen belajar bikin, sampe niat beli bukunya segala :D
Soalnya kalo bikin baju ukuran manusia mah males... :p

Yang kedua kubeli adalah Jenna (buset, dah, ngasih namanya aneh-aneh gini, hihihi...). Baru 'kutemukan' di Pasar Kanoman beberapa minggu yang lalu, pulang dari foto-foto di Keraton Kanoman buat bahan tulisan di blognya Juragan Pupuk (tulisan tentang keraton lho, bukan baju boneka :p). Wajahnya manis dan klasik, suka deh... Tapi body-nya kecil banget, terutama kakinya. Dipakein sepatu pasti copot melulu :D

Di foto-foto berikut, Jen mengenakan baju-baju rajutan cantik hasil kreasi Jeung Dini... Makaci banget, ya, Say... Muah... Muah... ^_^


Aslinya dari Jeung Dini, pita bajunya warna kuning...
Tapi pitanya ilang... :'(



Miana pake bolero rajutan, keren ya?
Baju bernuansa ice blue Jen juga lucu...


Deuh... beneran deh, ni boneka-boneka banyak gaya... Kayak yang punya... :p

08 November 2010

L.O.S.T


Terlalu lama aku tersesat.
Bermain di antara daun-daun berwarna
yang jatuh dari tetes keringat
dan tetes embun di sudut mataku

Rindunya aku pada senyum kecil saudara penjagaku
Yang mengirimkan tangan-tangan malaikat
Dengan lantunan do’a-do’a rabithah penuh cinta
Menembus hati yang menjelaga

Lewat manakah ia datang, Saudaraku?
Biar kuikuti jejaknya hingga kutemukan setitik saja
Pelita yang terus menerangi kalbumu

Jika saja aku sampai ke tempat asalnya
Aku tahu
Aku bisa kembali pulang

03 November 2010

Tebak-tebak Buah Manggis...


Futu si Abang aku blur, hihihi....
Yang bisa nebak (selain dikau,
we! :p), aku kasih manggis...
Ga, deng, ga tau belinya di mana...
Aku kasih buku aja deh... ^_^
(kayak blogku nih dibaca banyak orang aja, hahaha... keliatan ga niat, deh!)

28 September 2010

Yes, I Have....


HAVE YOU EVER?
(Brandy)

Have you ever loved somebody so much

it makes you cry?
Have you ever needed something so bad
you can't sleep at night?
Have you ever tried to find the words
but they don't come out right?
Have you ever? Have you ever?

Have you ever been in love,
been in love so bad
you'd do anything to make them understand?
Have you ever had someone steal your heart away
you'd give anything to make them feel the same?
Have you ever searched for words to get you in their heart
but you don't know what to say
and you don't know where to start?
[Chorus]

Have you ever found the one
you've dreamed of all of your life
you'd do just about anything to look into their eyes?
Have you finally found the one you've given your heart to
only to find that one won't give their heart to you?
Have you ever closed your eyes and
dreamed that they were there
and all you can do is wait for the day when they will care?
[Chorus]

What do I gotta do to get you in my arms baby?
What do I gotta say to get to your heart?
To make you understand how I need you next to me
Gotta get you in my world
'Cuz baby I can't sleep
[Chorus]

21 September 2010

J4F


Coba liat ramalan bintangku di yahoo hari ini!
Whahahaha.... Ini sih namanya sindiran.
Kalo yang dia maksud 'unstoppable' itu tindakan nekad yang tak terbendung... yah... aku emang baru saja menghabiskan tabungan tiket liburan buat beli... satu set meja makan!
Hahaha...

I read this just for fun...
Well, at least it made me smile for a while :)

18 Agustus 2010

HAHA! (From 'The Guy Next Door')


Emang agak bulukan kalo ngomongin buku ini sekarang.
But then... who cares anyway? Haha!

Ini kalimat-kalimat favoritku dari chicklit 'The Guy Next Door' karangan Meggin Cabot:

Saya hanya minta satu pria yang takkan mengkhianati saya, tidak tinggal bersama ibunya, dan tidak langsung membuka halaman seni Chronicle setiap Minggu pagi, kalian mengerti maksudku kan? Apa aku minta terlalu banyak??? (hal. 27)

Ya, Tuhan, dasar jamur. Aku tak percaya aku telah membuang tiga bulan hidupku demi dia. (hal. 30)

Untuk bisa mati, pertama-tama kau harus hidup. (hal. 98)

Kau hanya perlu memakai tuksedo sewaan, yang mana saja. Tapi aku, di pihak lain, harus tampak menakjubkan. MASA KAU TIDAK PAHAM SIH? Demi Tuhan, enak sekali jadi laki-laki. (hal. 123)

Kalau kau mau memikirkannya, semua masuk akal... Maksudku, segala macam kisah penaklukan kejamnya pada berbagai wanita walaupun dia sebenarnya takut berkomitmen, obsesinya untuk mendapatkan foto yang sempurna pada objek apapun yang sedang dipotretnya, kebutuhannya untuk selalu mendapat persetujuan, penolakannya untuk menetap di satu tempat, dan sekarang perubahan nama yang aneh ini?
Benar, deh, semua itu merujuk pada satu hal kecil: Dia gay.
(hal. 165)

Kau bisa membawa seseorang keluar dari Midwest, tapi kau takkan bisa mengeluarkan Midwest dari seseorang. (hal. 216)

Jangan khawatir, Melissa, masih banyak ikan di lautan. Lempar balik saja ikan yang ini ke sana. Kapal penyelamatmu pasti akan datang. (hal. 247)

Cowok itu sudah MENIPUnya. Mentah-mentah. Alasannya tidak penting, kenyataan bahwa dia sudah melakukannya saja sudah cukup. (hal. 428)

Tidak semua dari kami, para pemilik kromosom Y, adalah bajingan egois yang bisanya memikirkan diri sendiri. (hal. 429)

Dua kesalahan tidak membenarkan semuanya (hal. 445)

HONEY, KALAU KAU BUKAN UANG SERATUS DOLLAR, TAK SEMUA ORANG AKAN MENYUKAIMU. (hal. 480)

Aku mesti gimana supaya pesanku bisa sampai kepadanya?
Menuliskannya di spanduk?
Eh, cowok-cowok! Kalian KENAPA sih?
(hal. 498)

Catt. Penggunaan huruf kapital dan italic sesuai di buku, lho... ^_^

20 Juli 2010

Membenci Hujan

Hujankah itu yang mengetuk pintu?
Jika ya, biarkan saja ia di situ
Menari sendiri di lantai batu

Gerimisnya dipenuhi bujuk rayu, aku tahu
Tapi jangan tertipu
Ia bawa petir di tangan satu
Dibelahnya langit kelabu
Lalu tertawa bagai hantu
dengan gelegak gemuruh yang tulikanmu
Dilemparnya jarum-jarum beku
Ditusuknya kulitmu jadi ungu
Kepada awan gelap ia mengibu

Maka jangan bukakan pintu
Biarkan saja ia berlalu
Bagai akhir sebuah lagu

05 Juli 2010

How Will I Let You Know?



HOW WILL I LET YOU KNOW?

I saw your face in my dreams
I found your name appeared everywhere
I can’t stop thinking of you
And sometimes I get the feeling that you miss me too

But I don’t even know where you are
I keep lying to myself that I don’t need you
Thought you might’ve been seeing a girl
Who better than me after all

I never try to forget you
Though I realize that this hope in my heart
May never find its blossom
But I’ll ruin myself if I cut it out
Because there was a story of us
There was time when we care for each other
That was when love started to grow
And we should complete this story
Make no hole in our continuing life

Is there a smiled destiny between us two?
Is it love that will bring us together?
Or is it just a bond of friend we’ll find in the end?

So many questions I’d like to ask you
So many feelings I want to show you
But I only find you in my head
So how will I let you know?

PS. Tulisan ini aku buat tahun 2007. Pasti banyak banget grammar-nya yang masih kacau :"> Silakan dikoreksi, ya! Kalo kritikannya membangun, akan sangat membantu. Tapi, kalo nyakitin, siap-siap dapat hadiah sikap jutek selama seminggu! Hehe... *ga ikhlas gini* :p

08 Juni 2010

Lomba Review Buku ‘Start Young’, Hanya di Kitareview.com!


DATA BUKU

Judul Buku: Start Young

Genre: Motivasi

Penulis: Dedy Dahlan

Penerbit: Grasindo

Cetakan Pertama: Juli 2009

Bahasa: Indonesia

Tebal Buku: 140 Halaman

Dimensi Buku (P x L): 15 x 23 cm

Website Resmi Penerbit: http://www.grasindo.co.id

Website Resmi Penulis: http://www.dedydahlan.com

No. ISBN: 978-979-02-5765-8

Harga:

Gramedia: Rp.27.000


The way for a young man to rise is to improve himself in every way he can,
never suspecting that anybody wishes to hinder him.
(Abraham Lincoln)

Kata ‘young’ menurut kamus Merriam-Webster memiliki definisi ‘being in the first or an early stage of life, growth, or development’. Menilik judul yang tertera di sampul, jelas buku ini ditargetkan untuk para pembaca berusia muda. Seberapa muda? Setelah membaca isinya, saya menyimpulkan, target khusus buku ini adalah para mahasiswa yang dianggap masih berada di dalam zona ‘early stage of life’ sekaligus juga zona akhir masa remaja.

Saya sempat menyesal membaca buku ini. Menyesal karena zaman saya kuliah, buku motivasi seperti ini belum ada, hehe... Tidak banyak, memang, buku-buku ‘penyemangat’ yang dikhususkan bagi para remaja untuk meningkatkan kemampuannya. Padahal, seperti yang sering dikatakan, di usia ini seseorang tengah mencari jati dirinya dan kadang mereka kehilangan arah sehingga berujung pada penyesalan.

Ditulis dalam bahasa yang ringan dan mudah dicerna, penulis merunut perencanaan meraih kesuksesan dengan memakai analogi sebuah perjalanan. Dibuka dengan sebuah kisah tentang Sam yang merasa hidupnya biasa-biasa saja, bahkan cenderung tak bahagia. Pertemuannya dengan teman kuliah yang lebih sukses membuatnya merenung bahwa ia harusnya mampu meraih kehidupan yang lebih baik andai ia membuat perencanaan hidupnya lebih awal. Tokoh ini mewakili kebanyakan orang: pekerjaan tidak sesuai minat, hidup di kelas menengah-bawah dan kehilangan gairah karena rutinitas hidup yang menjemukan.

Pertanyaan-pertanyaan tokoh Sam kemudian ‘dijawab’ dalam bab-bab berikutnya. Bahwa seperti sebuah perjalanan, alur hidup memerlukan persiapan, pengetahuan tentang berbagai masalah yang akan menghadang di depan serta harus dilengkapi kompas kehidupan. Penjelasannya diselingi kisah-kisah beberapa tokoh yang meraih keberhasilan di usia muda sebagai penguat motivasi.

Yang menarik, di akhir buku, terdapat Lembar Perencanaan Kesuksesan Pribadi untuk membantu pembaca memetakan kesuksesan yang diinginkan. Step by step yang dibahas sebelumnya bisa dituliskan di lembaran ini. Sedikit naïf, memang, namun cukup membantu untuk memvisualisasikan mimpi dan cita-cita para remaja yang membaca buku ini.

Selipan ilustrasi gambar ikut menyegarkan mata sehingga pembaca akan terhindar dari rasa bosan. Layout halamannya manis dan sederhana. Sayang, saya pikir, ukuran font yang lebih kecil untuk bagian cerita agak mengganggu. Mungkin akan lebih jelas jika dicetak dalam tipe huruf yang berbeda dan ukurannya disesuaikan dengan teks penjelasan utama. Selebihnya, editing kalimat dalam buku ini cukup baik dengan minimnya kesalahan ejaan kata.

Akhir kata, buku karya Dedy Dahlan yang mengusung funspiration ini layak untuk dijadikan salah satu bacaan yang bisa memotivasi, tak hanya untuk mereka yang berusia muda, namun juga untuk pembaca berjiwa muda yang ingin memperbaiki kualitas hidupnya. Tak pernah ada kata terlambat untuk belajar!


31 Mei 2010

A B U A

Meskipun telah menjadi tante bagi delapan orang ponakan (yang termuda baru berumur 8 hari ^_^), aku selalu dibuat kebingungan oleh tingkah anak kecil. Salah sikap, bisa jadi akan berakibat buruk bagi memori mereka yang masih polos. Hmmm... Latihan dan pelajaran sebelum punya sendiri ntar, hehehe... :p

Dulu, waktu nge-kos di Jogja, aku sering dibuat pusing oleh tingkah anak bungsunya ibu kos yang saat itu baru berusia tiga tahun.

“Tu, wa, ga, mpa...”. Pokonya kalo di tangga udah kedengaran suara cadel diiringi langkah-langkah kecil seperti ini, para ‘penduduk lantai atas’ alias anak-anak kos langsung heboh.

“Pengacau datang...!! Tutup Semua pintu!!” Barang-barang berharga pun ‘diamankan’. Dan sang monster cilik itu pun tiba dengan cengirannya yang khas. Langsung dia beraksi menggapai-gapai dan melempar semua benda yang menurutnya lucu kalo dilempar, hehe...

Monster cilik itu bernama Tulpin. Nama sebenarnya Alvin. Kulitnya putih bersih, bibirnya merah, kalo nyengir mirip banget sama ibunya, lucu, deh! Seperti anak sebayanya yang lain, dia punya hobi ngacak-ngacak dan melempar. Sudah banyak korban berjatuhan, dari mulai benda sekecil flash disk yang dilemparnya dari puncak tangga ke lantai bawah sampe telor mentah setengah kilo yang dimuncratkannya ke lantai kamarku (walopun udah dipel berkali-kali, ‘wangi’-nya masih tercium berhari-hari).

Selain hobi melemparnya yang nyebelin itu, ada satu hal yang suka bikin aku gemes dan kadang ketawa ngakak. Meski umurnya genap tiga tahun, tapi dia masih menggunakan bahasa alien. Sebagai contoh, sapaannya yang biasa padaku adalah, ‘Ba Nda a-i apa-i?’ yang artinya adalah ‘Mbak Mida lagi ngapain?’

Itu sih masih mending. Nah, suatu ketika, saat aku asyik membaca, dia lagi anteng memasukkan balok-balok kayu kecil yang bergambar huruf dan angka ke dalam sebuah kotak. Tiba-tiba dia mengacungkan kotak penuh balok kayu itu kepadaku sambil berseru, “Abua!”

“Apa, De?” Tanyaku bingung.

“Abua!” Ulangnya.

“Apaan sih ‘abua’?”

“Abua...,” katanya mengacung-acungkan kotak yang dipegangnya.

“Nggak ngerti, ah.”

“Abuaaa...” Kayaknya dia mulai kesal. Biasanya dia akan keukeuh mengulangi kata-katanya sampe yang diajak bicara mengerti apa maksudnya. Gawatnya, kalo kita nggak ngerti juga dia bakal nangis.

“Oh, oke, deh, abua...,” kataku dengan menambahkan dalam hati ‘whatever it is’. Untungnya dia baek, nggak nangis dan kemudian menumpahkan isi kotaknya lalu kembali memasukkan balok-balok kayu itu satu persatu.. Aku pun meneruskan membaca. Saat pengasuhnya datang, aku bertanya, “Mbak, ‘abua’ apaan sih?”

“Apa, De?” Mbaknya juga ternyata nggak ngerti, padahal dia satu-satunya penerjemah si Tulpin :D.

“Abua...” Tulpin mengulangi kata ajaibnya sambil kembali mengacungkan kotak penuh balok kayu warna-warni. Berkali-kali kami menebak maksudnya, tapi Tulpin tetap menggeleng. Akhirnya aku dan pengasuhnya terdiam, mikir, mengira-ngira kata apa yang bunyinya mirip ‘abua’ tapi berhubungan dengan kotak dan balok kayu.

“Ooooh....” Tiba-tiba pengasuhnya nyengir, “Nggak muat, ya, De?”

“Iyaaa.” Tulpin mengangguk senang.

Astaga...! Rupanya untuk membesarkan anak, kita harus punya kamus bahasa Alien! :D

18 Mei 2010

Tolong Habiskan....


Entah kenapa, aku sering kesal dengan orang yang menyisakan makanan di piringnya. Ada aja alasannya.

Aku pernah melihat pemandangan yang bikin aku shock. Di jalan kecil menuju tempat kos temanku, aku melihat seorang pria berusia lanjut, kumuh, baju robek-robek dan kotor, sedang lahap memakan sesuatu. Dan aku harus menahan mual karena dia memakan nasi bungkus yang sepertinya berasal dari tempat sampah, dengan sisa-sisa duri ikan tengah dijilati di mulutnya. Dan pemandangan seperti ini tidak hanya aku saksikan satu kali.

Aku juga pernah memiliki seorang teman, anak yatim yang tidak mampu, bercerita bahwa suatu saat, dia merasa lapar, tapi sang ibu tak punya uang untuk membeli makanan. Nasi kemarin telah habis. Akhirnya, sang ibu mengumpulkan sisa butir demi butir nasi kemarin yang ‘nyangkut’ di tempat nasi. Dan nasi itulah yang dimakan temanku. Saking tidak mampu lagi menafkahi, akhirnya temanku diserahkan sang ibu ke panti asuhan.

Maka, setiap kali aku nggak mampu menghabiskan makanan di piringku, aku selalu merasa bersalah. Sebisa mungkin aku habiskan hingga butir nasi yang terakhir (sampai-sampai teman-teman suka meledekku dengan bilang bahwa piring bekas makanku nggak perlu dicuci saking ‘bersihnya’). Dan Islam juga mengajarkan hal ini. Bahwa dalam sepiring makanan, kita tidak tahu, bagian mana yang membawa berkah, hingga kita harus menghabiskannya. Siapa tahu berkah itu justru ada di suapan yang terakhir. Hanya Allah yang tahu. Sayang, kan, jika kita makan hanya mendapatkan kenyangnya, tapi berkahnya ternyata kebuang di tempat sampah?

Karena itu, please, saat akan mengambil makanan, sesuaikan dengan porsi makan kita. Jangan karena ‘lapar nafsu’, kita lalu mengambil banyak lalu ternyata nggak muat di perut dan akhirnya terbuang. Atau jika makan di rumah makan yang kira-kira satu porsinya tidak akan habis, sebisa mungkin bilang pada pelayan untuk mengurangi porsi tersebut. Berjuanglah untuk memakannya sampai tak tersisa. Percayalah, hal itu layak untuk dilakukan.

Kita adalah orang-orang beruntung yang mampu membeli makanan setiap hari. Kita tidak perlu mengorek sampah hanya untuk mengganjal perut yang kelaparan, tidak perlu puasa tanpa berbuka karena tak punya uang. Jadi, bersyukurlah dengan makanan yang dinugerahkan Tuhan kepada kita dengan menghabiskannya.

*Ngeblog sambil berjuang ngabisin nasi goreng*

Sumber gambar: blog.americanfeast.com

11 Mei 2010

Award dari Septa


Horeee... Seumur-umur ngeblog, baru kali ini dapet award :D (ya, siapa gw gitu ya, apdet aja belang-betong, blogwalking juga sakarepna, heuheu...). Tapi, juragan pupuk yang baik hati memberiku award ini, ceritanya biar aku ngeblognya tambah semangat ya? Iya, deh....

Tapi, aku sungguh-sungguh harus minta maap karena harusnya award ini dipasang di blogku yang satunya. Sayang, jaringan internet gretongan di sini ternyata tidak bersahabat dengan blog yang itu, huhuhu.... Daripada kena jewer karena PR-nya terlambat dikerjakan, dengan amat sangat terpaksa sekali, kupasang di sini meskipun yang ngasih mungkin jadi manyun. Maap yaaa... :'(

Nah, award 'You Are Nice Blogger' ini dapat meningkatkan traffic dengan mengikuti langkah-langkahnya:

Pertama, link-link berikut ini harus dipasang:

Kedua, setelah menuliskan ke 10 bloger tersebut, penerima award berikutnya menghapus blog no 1 hingga blog tersisa 9 kemudian naikkan semua urutan blog dan isi no 10 dengan nama blog (link) milikmu, hingga urutan blog kembali menjadi 10.

Ketika posisi kamu 10, jumlah backlink = 1
Posisi 09, jumlah backlink = 5
Posisi 08, jumlah backlink = 25
Posisi 07, jumlah backlink = 125
Posisi 06, jumlah backlink = 625
Posisi 05, jumlah backlink = 3,125
Posisi 04, jumlah backlink = 15,625
Posisi 03, jumlah backlink = 78,125
Posisi 02, jumlah backlink = 390,625
Posisi 01, jumlah backlink = 1,953,125

Lakukan seperti langkah-langkah di atas dan SEO akan berjalan baik dengan sendirinya.

Dan award ini aku hadiahkan pada.... eng-ing-eng....

1. Maudhy

2. Nisa

3. Mas Rony

4. Dheeny Thea

5. Skylashtar Maryam

Silakan dinikmati.... *emang makanan* :p

29 April 2010

The Duyfken: Kisah Si 'Merpati Kecil' Belanda



We shall build good ships here.
At a profit - if we can.
At a loss - if we must.
But always good ships.

Bait kata penuh tekad di atas diucapkan oleh Collis Potter Huntington (1821 – 1900), ‘raja kapal’ Amerika yang terkenal di masanya. Namun, jauh sebelum Collis Huntington lahir, bangsa Belanda telah membangun kapal-kapal tangguh untuk mengarungi dunia dengan teknologi seadanya.

Dokumen-dokumen dari abad ke-17 menjadi saksi sejarah tertulisnya ketangguhan armada kapal Belanda. Bahkan Spanyol, yang sedang berperang dengan Belanda, tak bisa mengusir kapal-kapal Belanda dari pelabuhannya sendiri karena mereka sangat bergantung pada pasokan padi-padian yang dibawa kapal-kapal itu dari wilayah Baltik.

Majunya ekonomi negara kecil bernama Belanda ini mungkin membuat kita bertanya, apa sih yang dimiliki mereka? Cadangan minyak berlimpah? Tanah luas yang subur dengan aneka ragam hasil bumi? Laut yang kaya? Ah, jika dibandingkan, kita memiliki semua kandungan berharga itu dalam jumlah lebih banyak. Lalu mengapa Belanda bisa menjadi sebuah bangsa yang besar dan makmur?

Kurasa, kekayaan sejatinya memang tidak berasal dari dalam bumi, melainkan tertanam di dalam diri manusianya.

Sejak dahulu, mereka adalah bangsa petualang. Tidak semua orang mendapatkan kehormatan seperti ini. Dibutuhkan karakter kompleks untuk menjadi seseorang yang berani menjelajahi bumi, bahkan sebelum mereka tahu apa yang akan dihadapi di depan. Keberanian, ketangguhan, kecerdasan dan bahkan kesabaran merupakan sebagian karakter yang harus dimiliki.

Semangat negeri kecil yang cantik ini tergambar dalam kisah sebuah kapal bernama The Duyfken (berasal dari kata Duifken atau Duijfken yang berarti merpati kecil). Kapal yang dibangun sekitar tahun 1595 ini dirancang untuk berlayar ribuan mil jauhnya menuju negeri rempah-rempah yang kelak bernama Indonesia.

Namun, tidak seperti kapal layar lain seperti galleon milik bangsa Spanyol atau Portugis yang berukuran besar, Duyfken – dengan berat 110 ton, panjang 65.4 ft (19.9 m) dan lebar 19.7 ft (6 m) - merupakan kapal kecil yang cepat untuk ukuran kargo sekelasnya, dirancang mampu berlayar di perairan dangkal dan dilengkapi persenjataan ringan berupa 8 buah meriam.

Dibangun dengan metode plank-first, yaitu pemasangan papan kayu dilakukan sebelum adanya kerangka yang akan membentuk lambung kapal. Metode ini dianggap ketinggalan zaman dan merupakan kebalikan dari frame-first yang sedang populer pada saat itu. Namun orang Belanda, tidak terpengaruh oleh trend baru pembuatan kapal, berinovasi dengan cara pemasangan papan yang lebih baik dan lebih ekonomis tanpa harus mendobrak tradisinya. Metode ini membebaskan mereka untuk membentuk kapal yang menurut mereka paling bagus tanpa harus dibatasi oleh rancangan gambar.

Replika The Duyfken juga dibuat dengan cara plank-first

Meskipun kecil dan dibangun dengan cara sederhana, namun jangan pernah meremehkan kapal Duyfken. Setelah tahun 1596 sukses mengarungi samudera dan tiba di wilayah Indonesia, tahun 1601, kapal di bawah pimpinan Kapten Willem Cornelisz Schouten ini kembali berlayar dari kota Texel, Belanda, menuju Bantam (kini Banten) bergabung dengan armada Moluccan. Armada yang terdiri dari 5 kapal termasuk Duyfken, berhasil mengalahkan 30 kapal milik armada Portugis dan mengakhiri dominasi bangsa Iberia (Portugis-Spanyol) di jalur perdagangan rempah-rempah Eropa.

Setelah bergabung dengan VOC di Hindia Belanda, kapal The Duyfken ditugaskan untuk mencari negara-negara yang terletak lebih jauh di timur dan selatan untuk memperluas perdagangan. Tahun 1605, di bawah pimpinan Kapten Willem Janszoon, kapal ini bertolak dari Bantam menuju Banda, dilanjutkan ke Kepulauan Kei lalu menyusuri bagian selatan Papua Nugini. Di bagian timur, Janszoon kemudian membawa The Duyfken menyeberangi Laut Arafura tanpa menyadari adanya Selat Torres (selat ini memang dinamai Torres dari Luiz Vaez de Torres yang melakukan ekspedisi ke wilayah ini di tahun yang sama, namun nyatanya The Duyfken telah mencapai selat ini bulan Maret 1606, beberapa minggu lebih awal dibanding Torres) . Mereka tiba di Tanjung Carpentaria, memasuki Sungai Pennefather pada tanggal 26 Februari 1606 dan mencapai bagian barat sebuah tanjung yang kelak dinamakan Cape York of Peninsula oleh James Cook.

Apakah kau tahu di mana letak tanjung ini?

Australia!

Ya! The Duyfken digoreskan dalam sejarah dunia sebagai kapal Eropa pertama yang menemukan sebuah benua baru bernama Australia. Meskipun sang kapten sama sekali tidak menyadari hal itu, karena ia mengira daratan yang ditemukannya masih merupakan bagian dari Papua Nugini. Namun, catatan yang dibuat kapal ini membuat Letnan James Cook dengan kapal HM Bark Endeavour-nya yang legendaris tak berhak menyandang gelar sebagai orang Eropa pertama yang tiba di Australia karena ia terlambat 164 tahun dari The Duyfken(!).

Si ‘Merpati Kecil’ pembuat sejarah dunia ini hanya sebuah contoh dari majunya industri perkapalan Belanda. Hingga kini, Belanda masih tercatat sebagai salah satu pembuat kapal terbaik, terutama untuk produksi kapal-kapal yacht yang mewah. Salah satu inovasi yang dibuat Belanda akhir-akhir ini adalah tugboat (kapal kecil untuk mengarahkan kapal lebih besar dengan cara menarik atau mendorong) yang diberi nama Carrousel Tug, pemenang Maritim Innovation Award di ajang Dutch Maritime Innovation Awards Gala tahun 2006.

Teramat banyak yang bisa dipelajari dari Koninkrijk der Nederlanden ini, apalagi karena negara kita tercinta juga merupakan negara maritim. Di atas tanah kerajaan ini berdiri universitas-universitas terbaik dunia. Reputasi Universitas Utrecht, Universitas Amsterdam, Universitas Teknik Delft dan banyak universitas lainnya telah terjaga baik hingga ratusan tahun. Di sanalah para ilmuwan terkenal dunia pernah mendapatkan ‘kursi’-nya – baik sebagai pelajar, pengajar atau peneliti.

Belanda bagaikan sebuah rumah yang menawarkan kehangatan, kenyamanan dan banyak ilmu untuk dibagi. Dan pintu-pintu mereka akan selalu terbuka lebar, menyambut ramah para ‘petualang’ asing dari negeri lain yang haus akan pengetahuan. Apakah kamu salah satu dari calon petualang itu?

Referensi:

http://www.duyfken.com/

06 April 2010

Edisi Jogja: Memanjakan Lidah

Sebagai penikmat makanan yang nggak terlalu rese (asal halal, ga menjijikkan dan bukan ikan air tawar), mencoba makanan atau menu di tempat makan baru merupakan kegiatan yang menyenangkan, apalagi jika ditemani sahabat yang mempunyai kegemaran yang sama. Dan Jogja adalah sebuah kota yang menjadi lahan subur bagi begitu banyak tempat makanan enak dengan harga terjangkau.

Namun, berhubung rencana perjalanan ke kota ini memang telah berantakan dari awal, aku akhirnya tidak terlalu ngotot lagi ingin mencoba tempat makan baru. Tadinya, makan malam di Restoran Bale Raos yang menyediakan menu khusus kesukaan para Sultan Kerajaan Yogyakarta ada di top list-ku. Nyatanya, karena tak membawa kendaraan sendiri dan tak ada teman untuk mencicipi menu di sana, rencana itu gagal. Akhirnya aku menyerah, hanya ingin bersantai dengan 'rasa' yang telah dikenal lidahku sebelumnya. Jadi, inilah tempat makan yang kudatangi selama akhir minggu kemarin.

Nanamia Pizzeria


Berhubung aku baru sampai di Jogja pas Maghrib, lalu mengobrol ngalor-ngidul dengan si Botak yang udah lama ga ketemu, kami baru keluar untuk makan malam jam 20.30 WIB. Lalu lintas masih ramai dengan turis yang tumpah ruah di jalanan. Karena bingung memutuskan tempat makan, si Botak akhirnya mengajakku ke Mal Galleria. Di mal itu ada tempat makan favorit kami waktu kuliah: Bee's. Restoran ini merupakan 'fast food' untuk masakan-masakan Asia, mulai dari Malaysia, Thailand hingga India. Harganya antara belasan hingga puluhan ribu, masih setara lah dengan McD. Well, dengan harga segitu, jangan harap bumbu asli negara asalnya bakal terasa :) Tapi lumayan enak, koq. Yang kurang kusuka, ada beberapa menu yang masih disajikan di kotak styrofoam, selain ga go green *haiyah*, rasanya kurang mantap aja. Masa sih, makan di warung aja pake piring, di sana cuma pake styrofoam? :D Ternyata, menu yang tersedia tinggal Gold dan Platinum Box (semacam paket hematnya). Si Botak menggeleng, jadi kami keluar dari sana.

"WS aja," kata si Botak. WS itu singkatan Warung Steak yang udah terkenal di seantero Jogja sebagai tempat makan berbagai macam steak dengan harga mahasiswa. Aku ngikut aja, deh. Eh, baru menginjakkan kaki di pintu masuk, si Mas waiter-nya langsung mendekat dan memberitahukan menu di sana sudah habis. Uah, memble deh....

"Nanamia aja, yuk!" Ajakku pas di parkiran. Mumpung tempatnya dekat dari situ. Kami akhirnya meluncur ke Jl. Moses Gatotkaca yang terletak di sebelah Jogjakarta Plaza Hotel (awal aku kuliah namanya Hotel Radisson). Di dalam restoran masih ramai dengan bule-bule yang lagi asik kongkow-kongkow sambil minum bir.

Tempat makan ini relatif baru. Meskipun banyak bule berkunjung ke sini, jangan bayangkan tempatnya luas dan mewah. Ukuran restonya kecil dengan kursi dan meja sederhana terbuat dari kayu. Desainnya hangat dan homy banget. Alunan musik yang upbeat seperti Samba selalu mengiringi gelak tawa pengunjung.

Yang istimewa di sini memang makanannya. Berbeda dengan Pizza Hut, pizza di sini benar-benar dibuat ala Italia dengan roti yang tipis-renyah dan guyuran saus dengan rempah-rempah seperti oregano dan basil yang cukup kuat plus keju mozarella yang hmmm.... Dipanggang di tungku besar dengan bahan bakar kayu. Pelayannya -meskipun tidak full senyum- tapi sangat sigap. Saat hendak memesan, si Mas pelayan bilang pizza-nya sudah habis, tinggal tersisa pasta Lasagna. Si Botak protes karena Lasagna yang biasanya cuma seukuran 15x15 cm itu ga bakal membuatnya kenyang. Tapi aku udah capek banget jadi kubilang aja abis dari sini dia beli nasi goreng lagi buat dimakan di rumah, hehe....

Kalo mau ngintip menunya ada di sini. Jangan khawatir, harganya hampir sama koq dengan Pizza Hut atau Papa Ron's.

RM Padang Murah Meriah

Apa istimewanya rumah makan yang satu ini? Jawabnya: nggak ada, hahaha.... Ini tempat makan yang sering kukunjungi di sela-sela kuliah dulu karena letaknya di dekat kosku, di belakang pasar Condong Catur. Kangen aja sama tempat satu ini.

Seperti hampir semua RM Padang lainnya di Jogja, bumbunya tidak terlalu asin dan pekat atau kental, sudah bercampur citarasa Jawa yang agak manis. Tapi, setelah mencoba-coba di tempat lain, di tempat ini bagiku rasanya pas banget, jadi aku selalu datang lagi ke sini. Tempatnya terang, bersih dan pelayanannya cepat. Harganya jelas murah meriah dunk. Satu porsi nasi+ayam+sayur+sambal ga lebih dari Rp 6.000,00. Sayang, mereka ga sedia sate Padang T_T.

Rumah Coklat

Cafe di Jl. Cik Di Tiro ini sudah membuatku penasaran sejak dulu. Pernah aku dan Een ngebela-belain menyisihkan uang kiriman bulanan biar bisa makan di cafe yang kayanya tempat kongkow para mahasiswa tajir ini. Pas nyampe sana, ternyata tutup karena lagi direnovasi. Asemmm!!! Hahaha... (Inget, ga, En?).

Sebelum pulang ke Cirebon, aku dan Icha menyempatkan diri mampir ke sini. Dari luar aja udah kelihatan tempatnya cukup eksklusif, tapi harganya ternyata ga semahal yang kukira dulu, masih murah di sini dibanding setarbak mah :). Karena dilengkapi hot spot, beberapa muda-mudi asik berselancar dengan laptop masing-masing di sofa-sofa empuk ala lounge. Memang asik kalo ngenet gratis ditemani cemilan dari coklat plus secangkir cappuccino, hmmm....

Menu yang ditawarkan ternyata tak hanya seputar coklat. Seingatku memang tidak ada nasi, tapi ada beberapa pilihan pasta seperti fettuccini carbonara (bisa pilih tuna/sapi) dan camilan agak berat, seperti mayo chicken stick (sekilas mirip nugget dilengkapi saus mayonaise), french fries, croissant dan... apalagi ya? Banyak juga, sih....

Karena aku memang lagi pengen ngemil, aku memesan mix cake dan secangkir hot caramel coffee. Tapi, dipikir-pikir, karena takut kelaparan di perjalanan pulang ke Cirebon, aku juga memesan mini butter croissant. Mix cake itu sepotong cake yang bisa dipilih di counter ditambah satu scoop es krim vanila, ditaburi chocochips dan dihias sepotong biskuit oreo. Karena pelayannya bilang mix cake favorit di situ adalah Mediterranean, aku mengikuti sarannya. Sementara Icha memesan Lasagna dan minuman Cold Choco Royale (coklat dingin yang rasanya coklat banget!)

Saat pesanan datang, aku sumringah melihat lapisan cake dan krim coklat berselang-seling yang ditata cantik dengan hiasan cherry dan kepingan dark chocolate yang dibentuk abstrak berdiri di atas krim putih. Rasanya ga akan mengecewakan penggemar coklat, deh.... Tapi....

Kuenya mirip-mirip gini, deh (piringnya juga mirip, hehe...)

"Ini rasa apa ya? Kismis?" Tanya Icha saat dia mencicipi cake itu.

"Kismis?" Tanyaku bingung karena memang tak menemukan butiran kismis di manapun.

"Ini, agak asam gimana gitu...," katanya sambil mengunyah dan berpikir, "kayak rhum?"

Hah? Aku ikut menyendok lagi dan mulai memperhatikan rasa asing tapi wanginya cukup familiar itu. Soalnya, beberapa kali aku menemukan wangi yang sama di vla di dalam kue sus atau vla puding untuk menghilangkan bau amis kuning telur. Aku sepakat dengan Icha, itu rhum.

Saat pelayan datang mengantarkan lasagna, aku bertanya padanya, "Mbak, maaf, aku boleh nanya, ya? Cake-nya dikasih rhum, ya?" Si Mbak meng-iya-kan. "Alkohol?" Tanyaku lagi.

"Iya. Tapi, kan alkohol buat makanan, Mbak," katanya.

Teteup aja aku ga bisa makan, sesedikit apapun alkohol dari rhum ya haram. Icha udah nahan ketawa melihat wajahku yang langsung kecewa karena terpaksa bilang bubbye sama cake nan lezat menggoda itu. Kenapa harus pake alkohol, sih? Gerutuku sebal. Aku akhirnya hanya menghabiskan es krim-nya. Untung masih ada mini butter croissant (yang ternyata bentuknya ga mini :p) dihias lelehan coklat di atasnya. Kopinya juga enak, bukan kopi instan. Lasagna-nya masih lebih berbumbu yang di Nanamia, tapi enak juga, sayang pas disajikan udah agak dingin.

Pas bayar di kasir, aku melirik sebal ke arah counter yang berisi berbagai macam cake menawan tapi ga bisa dimakan itu, hiks.... Karena penasaran, aku tanya lagi sama kasirnya, "semua cake di sini pake rhum, ya, Mas?"

"Iya, Mbak," jawabnya ramah.

"Tetep aja aku ga bisa makan," kataku rada manyun.

"Kan rhum yang buat makanan, Mbak."

"Alkohol apa essens?" Tanyaku lagi.

"Essens," jawabnya senyum. Hiiiih.... makin sebel lah dirikyu. Kalo essens kan insya Allah halal. Teringat lagi potongan besar cake yang tadi kucuekin.

"Mbak-nya nggak nanya, sih...," kata Mas di kasir lagi, kali ini sambil nyengir.

Hwah.... Laen kali aku mau pesan yang lain aja lah, biar ga ragu-ragu :)