Entah kenapa, aku sering kesal dengan orang yang menyisakan makanan di piringnya. Ada aja alasannya.
Aku pernah melihat pemandangan yang bikin aku shock. Di jalan kecil menuju tempat kos temanku, aku melihat seorang pria berusia lanjut, kumuh, baju robek-robek dan kotor, sedang lahap memakan sesuatu. Dan aku harus menahan mual karena dia memakan nasi bungkus yang sepertinya berasal dari tempat sampah, dengan sisa-sisa duri ikan tengah dijilati di mulutnya. Dan pemandangan seperti ini tidak hanya aku saksikan satu kali.
Aku juga pernah memiliki seorang teman, anak yatim yang tidak mampu, bercerita bahwa suatu saat, dia merasa lapar, tapi sang ibu tak punya uang untuk membeli makanan. Nasi kemarin telah habis. Akhirnya, sang ibu mengumpulkan sisa butir demi butir nasi kemarin yang ‘nyangkut’ di tempat nasi. Dan nasi itulah yang dimakan temanku. Saking tidak mampu lagi menafkahi, akhirnya temanku diserahkan sang ibu ke panti asuhan.
Maka, setiap kali aku nggak mampu menghabiskan makanan di piringku, aku selalu merasa bersalah. Sebisa mungkin aku habiskan hingga butir nasi yang terakhir (sampai-sampai teman-teman suka meledekku dengan bilang bahwa piring bekas makanku nggak perlu dicuci saking ‘bersihnya’). Dan Islam juga mengajarkan hal ini. Bahwa dalam sepiring makanan, kita tidak tahu, bagian mana yang membawa berkah, hingga kita harus menghabiskannya. Siapa tahu berkah itu justru ada di suapan yang terakhir. Hanya Allah yang tahu. Sayang, kan, jika kita makan hanya mendapatkan kenyangnya, tapi berkahnya ternyata kebuang di tempat sampah?
Karena itu, please, saat akan mengambil makanan, sesuaikan dengan porsi makan kita. Jangan karena ‘lapar nafsu’, kita lalu mengambil banyak lalu ternyata nggak muat di perut dan akhirnya terbuang. Atau jika makan di rumah makan yang kira-kira satu porsinya tidak akan habis, sebisa mungkin bilang pada pelayan untuk mengurangi porsi tersebut. Berjuanglah untuk memakannya sampai tak tersisa. Percayalah, hal itu layak untuk dilakukan.
Kita adalah orang-orang beruntung yang mampu membeli makanan setiap hari. Kita tidak perlu mengorek sampah hanya untuk mengganjal perut yang kelaparan, tidak perlu puasa tanpa berbuka karena tak punya uang. Jadi, bersyukurlah dengan makanan yang dinugerahkan Tuhan kepada kita dengan menghabiskannya.
*Ngeblog sambil berjuang ngabisin nasi goreng*
Sumber gambar: blog.americanfeast.com
miris..bener miris...
BalasHapustak terasa air mata ini mengalir...
tak terbendung...
pokoknya setiap makan harus wajib dihabisin...
harus...walaupun tuan rumahnya ngasih 2 porsi...
tetep kan Q habisi....
semangat mba mid...^_^
Heuheu... kalo tuan rumah ngasih dua porsi diabisin berarti judulnya doyan :p
BalasHapusMakasih kunjungannya Achy... Mana dunk blognya, biar aku bisa berkunjung balik...
huahahahaha, katanya kudu dihabisin, nolak pemberian tuan rumah dianggap sombong loh ^_^
BalasHapusAbis Achy semangat banget bilangnya, kan aku jadi curiga jangan-jangan emang doyan, hahaha...
BalasHapusTapi kalo lebaran dikasih seporsi opor di tiap rumah, mabok juga ya We... :p