Udah lama ga nulis soal cinta-cintaan, hihihi....
Kemarin aku iseng membuka file di sebuah folder yang aku beri judul 'gombel.txt' :D Aku udah lupa isinya. Ternyata di notepad itu, aku menulis kata-kata gombal yang aku temukan kalo lagi jalan-jalan di dunia maya, entah dari status pesbuk seseorang atau dari tulisan di blog/situs. Nah, terus.... aku nemu kata-kata ini (lupa dari mana, kalo ada yang merasa punya copyright-nya maaph ya... ^_^)
When I first saw you, I was afraid to talk to you....
When I first talked to you, I was afraid to like you....
When I first liked you, I was afraid to love you....
Now that I love you, I'm afraid to lose you....
Ehm....
Kata seseorang di pesbuk, kalo berani jatuh cinta, harus berani jatuh-bangun, hehehe.... Selalu ada resiko dalam setiap pilihan hidup, termasuk saat kita telah memilih untuk mencintai (wedew, sotoy gini.... Eh, btw, kita yang memilih untuk mencintai atau cinta yang memilih kita, sih? :D). Ketika kita jatuh cinta, siapkah kita jika suatu saat kehilangan dirinya?
Well, terus terang, saat ini aku tidak siap untuk patah hati.... karena itu aku begitu takut menyukai seseorang, meskipun orang itu memberikan begitu banyak perhatian. Gimana kalo dia cuma mempermainkan perasaanku? Gimana kalo aku salah paham tentang perhatiannya? Gimana kalo ternyata dia penuh dengan kebohongan dan aku hanya dianggap salah satu 'ban serep' yang bisa dipakai kapan saja dia butuh atau lagi bermasalah?
Kurasa aku bukan sedang trauma. Aku hanya berhati-hati, itu saja. Bukankah kita harus mengambil pelajaran dari setiap episode yang terjadi dalam hidup?
Eh, malah jadi dilema. Mau 'memupuk' dan membalas perasaan pada seseorang, takut terluka. Paling berat tuh, baris keempat, yang bagian 'Now that I love you, I'm afraid to lose you....'. Tapi, kalo takut terus, kapan dapat pasangannya dunk? Apalagi sepertinya setiap orang dalam keluargaku mulai bertanya-tanya tentang akhir status 'belum kawin' di KTP-ku, hehe... Yang paling getol bertanya kakakku yang nomer tiga dan kakak iparku (suami dari kakak nomer dua). Tiap kali ketemu, pasti soal ini ditanyain, deh.... Untung masih bisa aku jawab dengan santai.
Kurasa, aku jalanin aja deh, let it flow, let it burn (lho? Hihihi...). Iya, asik juga berbunga-bunga kayak ABG lagi :D Kata bosnya Jeng Ucan, sih, asiknya kayak lagi nyetir mobil di tikungan, hihihi....
Kalopun ternyata aku salah mengartikan rasa sayangnya, I guess I have nothing to loose. Aku masih bisa memilikinya sebagai teman (deuuu... basi, ah!). Tapi, beneran deh.... Keberadaan dia merupakan salah satu hal yang membuatku cepat sembuh dari luka hati sebelumnya, selain keluarga dan para sahabat tentunya. Aku dan wewe Linda menyebutnya 'si Pelipur Lara', hahaha.... (coba aja dia tau!). Dan aku bersyukur Allah masih memberiku seorang teman sebaik dia ^_^.
Jadi, aku memang masih takut untuk jatuh cinta. Tapi bukan berarti aku menutup kesempatan untuk 'ditemukan', dunk.... ^_^