Berangkat dari kos, perasaanku udah ga enak. Kayanya bakal mengalami sesuatu yang ga menyenangkan, entah hari ini, entah besok atau lusa. Sebutlah itu feeling, yang kemudian dibantah logika. Logikaku mengatakan, 'ya iyalah, dengan berbagai jadwal kegiatan pekerjaan yang terus mundur, kekurangan peserta, website mati suri dan materi presentasi yang belum selesai, jelas mood-nya jadi ga enak'.
Begitu lihat komputer pojok yang nganggur, aku iseng-iseng menyalakannya lalu membuka-buka file (toh, ini komputer milik bersama, bukan milik pribadi). Hingga.... jrengggg.... aku melihat foto itu. Hwaaahhh... langsung mood-nya turun dari setengah happy jadi unhappy at all.... Ngeliatnya bikin sakit hati, bukan sakit mata....
Efeknya ga hilang sampe sesiangan. Ngeliat foto itu membuatku jadi merasa cewek paling jelek sedunia. Ga biasanya, aku sampe bolak-balik ke toilet cuma buat memeriksa jilbabnya rapi ga, bedaknya luntur ga, keliatan gemuk banget ga. Tiba-tiba jadi benci banget ngeliat bayanganku di cermin. Kok item sih? Kok gemuk? Kok mukanya bulet? Kok tua? Kok pendek? Kok bibirnya tebel? Kok pesek? Kayanya ga ada satupun di fisikku yang membuatku senang. Jadi kufur nikmat gini.... T_T
Biasanya aku mengatakan pada diriku sendiri, 'I love the way I am, I'm happy with my life!'.... Tapi gara-gara foto brengsek itu, aku membanding-bandingkan diriku dengannya dan akhirnya susah senyum, susah bersyukur....
Dengan rada bete, aku keluar dari kantor untuk istirahat siang. Kayanya butuh kopi buat menenangkan diri (nyambung ga siy?). Keluar dari minimarket, aku melihat warung rujaknya Mimi. Mimi itu panggilan buat Ibu di Cirebon. Dan rujak itu bukan rujak buah-buahan dengan sambal manis pedas dari kacang dan gula merah, tapi lebih mirip lotek atau gado-gado. Hubunganku dengan Mimi memang lumayan dekat. Kami sering bertukar cerita. Pernah Mimi berkunjung ke kamar kosku, dan kita ngobrol sambil tidur-tiduran di kasur dari jam 8 malam sampe jam setengah 10, hehe... serasa curhat-curhatan sama Mama di Bandung.
Aku akhirnya ke warung Mimi dan memesan kopi. Kebetulan lagi hujan rintik-rintik dan udara cukup dingin hingga menyeruput secangkir kopi buatan Mimi rasanya nikmat banget. Ditambah lagi pepes jamur yang baru matang jadi masih mengepul, wuiiiii....! Tadinya aku mau curhat pada Mimi, bahwa aku merasa jadi cewek paling jelek sedunia. Mimi pasti menghiburku bahwa aku 'nok ayu' seperti yang sering dikatakannya ^_^. Tapi entah kenapa, aku merasa curhat itu ga penting banget. Aku memerhatikan suami Mimi makan siang seadanya lalu memanggil-manggil putra bungsunya yang bekerja di minimarket seberang jalan agar segera istirahat dan makan. Mimi membuat rujak asem (cuma daun kacang dibumbui asam) untuk dirinya sendiri. Betapa sederhananya hidup mereka, but yet so grateful. Hidupku jelas jauh... jauh... lebih baik. Jadi, apa lagi sih yang kukeluhkan?
Hmmm.... Biar deh 'cover'-nya jelek juga. Pokoknya aku harus punya hati paling cantik dan mendapatkan seseorang yang mencintaiku apa adanya. Suittt... suittt... Heuheu.... (amin...).
Begitu lihat komputer pojok yang nganggur, aku iseng-iseng menyalakannya lalu membuka-buka file (toh, ini komputer milik bersama, bukan milik pribadi). Hingga.... jrengggg.... aku melihat foto itu. Hwaaahhh... langsung mood-nya turun dari setengah happy jadi unhappy at all.... Ngeliatnya bikin sakit hati, bukan sakit mata....
Efeknya ga hilang sampe sesiangan. Ngeliat foto itu membuatku jadi merasa cewek paling jelek sedunia. Ga biasanya, aku sampe bolak-balik ke toilet cuma buat memeriksa jilbabnya rapi ga, bedaknya luntur ga, keliatan gemuk banget ga. Tiba-tiba jadi benci banget ngeliat bayanganku di cermin. Kok item sih? Kok gemuk? Kok mukanya bulet? Kok tua? Kok pendek? Kok bibirnya tebel? Kok pesek? Kayanya ga ada satupun di fisikku yang membuatku senang. Jadi kufur nikmat gini.... T_T
Biasanya aku mengatakan pada diriku sendiri, 'I love the way I am, I'm happy with my life!'.... Tapi gara-gara foto brengsek itu, aku membanding-bandingkan diriku dengannya dan akhirnya susah senyum, susah bersyukur....
Dengan rada bete, aku keluar dari kantor untuk istirahat siang. Kayanya butuh kopi buat menenangkan diri (nyambung ga siy?). Keluar dari minimarket, aku melihat warung rujaknya Mimi. Mimi itu panggilan buat Ibu di Cirebon. Dan rujak itu bukan rujak buah-buahan dengan sambal manis pedas dari kacang dan gula merah, tapi lebih mirip lotek atau gado-gado. Hubunganku dengan Mimi memang lumayan dekat. Kami sering bertukar cerita. Pernah Mimi berkunjung ke kamar kosku, dan kita ngobrol sambil tidur-tiduran di kasur dari jam 8 malam sampe jam setengah 10, hehe... serasa curhat-curhatan sama Mama di Bandung.
Aku akhirnya ke warung Mimi dan memesan kopi. Kebetulan lagi hujan rintik-rintik dan udara cukup dingin hingga menyeruput secangkir kopi buatan Mimi rasanya nikmat banget. Ditambah lagi pepes jamur yang baru matang jadi masih mengepul, wuiiiii....! Tadinya aku mau curhat pada Mimi, bahwa aku merasa jadi cewek paling jelek sedunia. Mimi pasti menghiburku bahwa aku 'nok ayu' seperti yang sering dikatakannya ^_^. Tapi entah kenapa, aku merasa curhat itu ga penting banget. Aku memerhatikan suami Mimi makan siang seadanya lalu memanggil-manggil putra bungsunya yang bekerja di minimarket seberang jalan agar segera istirahat dan makan. Mimi membuat rujak asem (cuma daun kacang dibumbui asam) untuk dirinya sendiri. Betapa sederhananya hidup mereka, but yet so grateful. Hidupku jelas jauh... jauh... lebih baik. Jadi, apa lagi sih yang kukeluhkan?
Hmmm.... Biar deh 'cover'-nya jelek juga. Pokoknya aku harus punya hati paling cantik dan mendapatkan seseorang yang mencintaiku apa adanya. Suittt... suittt... Heuheu.... (amin...).