Hehehe... Mentang-mentang lagi patah hati gitu ya, trus bacaannya begini... :">
Well, nggak juga sih... Sebenarnya buku satu ini udah selesai kubaca berbulan-bulan yang lalu. Lucu aja pas nemu buku ini terpajang di rak toko, judulnya itu lho, bikin aku nyengir... Tapi ternyata isinya lebih serius dari yang kuduga, meskipun bahasanya tetep bergaya chicklit dengan umpatan-umpatan British style seperti 'Bloody h*ll!!!' (Ooops!) Ga nyangka sekarang malah jadi bahan referensi, hihihi....
Saat kita terbiasa dengan kehadiran seseorang yang kita sayangi, pasti akan terasa aneh ketika tiba-tiba dia dan segala yang berkaitan dengannya menghilang. Diperlukan waktu untuk menangis, memaafkan, dan beradaptasi dengan situasi yang baru. Mungkin ada benarnya ungkapan bahwa waktu akan menyembuhkan segalanya.... Ya, tapi pertanyaannya, bagaimana dan berapa lama?.
Rebecca baru putus dengan Patrick, pacar yang teramat dicintainya. Rebecca merasa baik-baik saja dan ia pikir wajar jika ia membutuhkan waktu beberapa lama untuk 'masa berkabung'. Tapi Davey, sahabatnya, menilai Rebecca sudah keluar jalur karena setelah tiga bulan, rumah dan kamarnya telah menjadi kuil pemujaan dengan foto Patrick dipajang dimana-mana lengkap dengan lilin-lilin dan bergelas-gelas anggur merah yang diminum Rebecca sambil menangisi mantan kekasihnya itu. Tak hanya itu, Rebecca juga selalu melihat 'hantu Patrick'. Setiap ia melihat pria berambut panjang dikuncir, Rebecca akan berusaha mengejarnya, sebelum akhirnya ia sadar bahwa pria itu bukanlah Patrick.
Terinspirasi dari Alcoholic Anonymous yang diikuti Davey (ia mengaku menjadi pecandu alkohol setelah putus dari kekasihnya, Jenna), Davey mengusulkan dibentuk Exes Anonymous, perkumpulan untuk orang-orang yang berusaha sembuh dari luka patah hati. Bersama Daisy (sobat karib Rebecca yang pirang, langsing dan cantik tapi selalu disia-siakan pria), serta Finn (atasan Rebecca yang pacarnya direbut kakaknya sendiri), mereka mengiklankan klub Exes Anonymous dan menyaring anggota-anggota yang akan melakukan pertemuan rutin seminggu sekali.
Mulanya mereka bingung dengan program kegiatan klub ini hingga isinya hanya sesi bercerita, mengeluarkan uneg-uneg tentang mantan masing-masing (lengkap dengan sumpah serapah kalau perlu :D) lalu dikomentari yang lain. Tapi seiring waktu, mereka menemukan cara untuk saling menguatkan, bersama-sama melewati tahap demi tahap penyembuhan luka patah hati, berpikir lebih positif serta berusaha meraih cinta yang baru.
Hm... ide yang unik sebenarnya karena bagi beberapa orang, akhir sebuah hubungan dianggap sebagai akhir dunia. Lebih gawat lagi jika hal itu terjadi, kita malah jauh dari DIA, Sang Pemilik Cinta itu sendiri hingga berbuat hal-hal nekad yang kadang tidak masuk akal dan dilarang agama. Dengan adanya klub dengan kegiatan positif seperti ini, bisa jadi banyak orang yang bisa terbantu masalahnya.
Sejauh ini, alhamdulillah aku merasa baik-baik aja, meskipun masih suka mellow dan lebay, mengasihani diri sendiri, males-malesan sambil ngelamun, kamar kayak sarang tikus dan selera makan menurun drastis... (bagus juga jadi ga perlu diet, hehe...), but I know I'll be fine...
Hari ini, cukup sudah masa berkabungnya!
Well, nggak juga sih... Sebenarnya buku satu ini udah selesai kubaca berbulan-bulan yang lalu. Lucu aja pas nemu buku ini terpajang di rak toko, judulnya itu lho, bikin aku nyengir... Tapi ternyata isinya lebih serius dari yang kuduga, meskipun bahasanya tetep bergaya chicklit dengan umpatan-umpatan British style seperti 'Bloody h*ll!!!' (Ooops!) Ga nyangka sekarang malah jadi bahan referensi, hihihi....
Saat kita terbiasa dengan kehadiran seseorang yang kita sayangi, pasti akan terasa aneh ketika tiba-tiba dia dan segala yang berkaitan dengannya menghilang. Diperlukan waktu untuk menangis, memaafkan, dan beradaptasi dengan situasi yang baru. Mungkin ada benarnya ungkapan bahwa waktu akan menyembuhkan segalanya.... Ya, tapi pertanyaannya, bagaimana dan berapa lama?.
Rebecca baru putus dengan Patrick, pacar yang teramat dicintainya. Rebecca merasa baik-baik saja dan ia pikir wajar jika ia membutuhkan waktu beberapa lama untuk 'masa berkabung'. Tapi Davey, sahabatnya, menilai Rebecca sudah keluar jalur karena setelah tiga bulan, rumah dan kamarnya telah menjadi kuil pemujaan dengan foto Patrick dipajang dimana-mana lengkap dengan lilin-lilin dan bergelas-gelas anggur merah yang diminum Rebecca sambil menangisi mantan kekasihnya itu. Tak hanya itu, Rebecca juga selalu melihat 'hantu Patrick'. Setiap ia melihat pria berambut panjang dikuncir, Rebecca akan berusaha mengejarnya, sebelum akhirnya ia sadar bahwa pria itu bukanlah Patrick.
Terinspirasi dari Alcoholic Anonymous yang diikuti Davey (ia mengaku menjadi pecandu alkohol setelah putus dari kekasihnya, Jenna), Davey mengusulkan dibentuk Exes Anonymous, perkumpulan untuk orang-orang yang berusaha sembuh dari luka patah hati. Bersama Daisy (sobat karib Rebecca yang pirang, langsing dan cantik tapi selalu disia-siakan pria), serta Finn (atasan Rebecca yang pacarnya direbut kakaknya sendiri), mereka mengiklankan klub Exes Anonymous dan menyaring anggota-anggota yang akan melakukan pertemuan rutin seminggu sekali.
Mulanya mereka bingung dengan program kegiatan klub ini hingga isinya hanya sesi bercerita, mengeluarkan uneg-uneg tentang mantan masing-masing (lengkap dengan sumpah serapah kalau perlu :D) lalu dikomentari yang lain. Tapi seiring waktu, mereka menemukan cara untuk saling menguatkan, bersama-sama melewati tahap demi tahap penyembuhan luka patah hati, berpikir lebih positif serta berusaha meraih cinta yang baru.
Hm... ide yang unik sebenarnya karena bagi beberapa orang, akhir sebuah hubungan dianggap sebagai akhir dunia. Lebih gawat lagi jika hal itu terjadi, kita malah jauh dari DIA, Sang Pemilik Cinta itu sendiri hingga berbuat hal-hal nekad yang kadang tidak masuk akal dan dilarang agama. Dengan adanya klub dengan kegiatan positif seperti ini, bisa jadi banyak orang yang bisa terbantu masalahnya.
Sejauh ini, alhamdulillah aku merasa baik-baik aja, meskipun masih suka mellow dan lebay, mengasihani diri sendiri, males-malesan sambil ngelamun, kamar kayak sarang tikus dan selera makan menurun drastis... (bagus juga jadi ga perlu diet, hehe...), but I know I'll be fine...
Hari ini, cukup sudah masa berkabungnya!
WAW!!!! teh Mida.. saya candu berat buku2 Ghiklit!! Biasanya barteran sama temen yang juga hobby baca itu.. tpi saya belom baca buku yang ini!!!
BalasHapuskayaknya okeh bgt tuw!!!
Meski saya belom pernah pacaran sam sekali hingga usia setua ini... (aib bukan ya??) tp saya termasuk manusia yang mengasihani diri betapa saya belom pernaj menngis darah karena patah hati begitu.. jadi pengen rau dwehh hal apa aja yf dilakukan org2 yang patah hati versi chicklit!
ayooo teh!!! kita cewek2 Indonesia yang kuat dan tak terkalahkan!! cwok2 yang menyakiti hati para waita seperti kta ini, berarti berselera rendah.. ya wajar aja donk.. dia merasa ga sanggup mendampingi wanita sehebat kita!!!
Ciyeeeee hebat bgt tulisan saya!! (jadi pengen koprol saking senangnya!!)
Ayaw, sayangku, manisku... Thx ya udah nyemangatin! Kamu masih muda lagi, Dek.. Mudah2an begitu ketemu sama "the one" itu, dia jadi yang pertama dan terakhir buat Ayaw jadi ga perlu ngalamin patah hati segala... ^_^
BalasHapusBtw, chicklit satu ini sebenarnya rada boring, ga seseru Devil Wears Prada :p
emang tuh cowo emang kaya gitu
BalasHapusmakanya gue ga doyan cowo!
wkakaakaka;p
Bisa2nya melawak di atas penderitaankuh...
BalasHapusTapi sangat menghibur, hahahahaha....
Salam buat nyonya, ya!