Libur tahun baru kemarin, aku mengunjungi kakakku di Pekalongan. Cirebon-Pekalongan ditempuh dalam waktu kurang lebih 3,5 jam dengan bus patas Coyo atau Nusantara tujuan Semarang. Setelah puas bermalas-malasan berhari-hari plus bermain-main dengan 5 kucrit (baca: ponakan) tersayang, tiba waktunya kembali ke alam nyata (halah), bekerja demi sesuap nasi.
Aku memesan tiket di terminal. Karena busnya dari Semarang, kursi kosong yang tersedia tinggal sedikit. Di deretan depan, terdapat satu kursi kosong di sebelah seorang bapak muda (aku tak begitu memperhatikan karena hanya melihat sekilas). Setelah dengan sopan bertanya apakah kursi itu kosong, si bapak muda yang sedang sibuk makan gorengan tadi mengangguk tanpa menoleh lagi.
Sebagai catatan, aku paling malas bercakap-cakap dengan orang asing saat berada di perjalanan. Aku lebih suka tidur, atau membaca majalah/koran. Maka, aku langsung ambil posisi memejamkan mata begitu bus mulai meninggalkan terminal. Di terminal Tegal, bus biasanya berhenti agak lama. Orang yang duduk di sebelahku kemudian turun untuk beristirahat.
Ketika bus mulai berjalan lagi, dia mulai mengajakku ngobrol. Dan dia sangat keberatan aku panggil 'Pak' karena menurutnya dia masih muda. Aku minta maaf sambil cengar-cengir. Akhirnya dikeluarkannya KTP-nya dan aku bengong karena ternyata tahun lahirnya sama denganku. Ampyun! Bermutu, ya... alias bermuka tua. Tapi dia menebak umurku lebih muda empat tahun darinya, heuheu....
Mulailah dia bercerita, tentang darah Aceh-Batak dalam dirinya, tetapi lahir di Pulau Kalimantan. Bahwa dia senang merantau dan mendapatkan istri orang Magelang (saat itu dia sedang dalam perjalanan dari Magelang menuju Bogor). Bahwa dia lebih banyak dipanggil orang dengan nama anaknya, Prayoga, karena namanya sendiri susah dilafalkan (kembali dia menunjukkan KTP-nya untuk memperlihatkan namanya yang bermarga Batak). Bahwa dia sempat mondok di pesantren dan senang berziarah ke makam para syekh juga Wali Songo, serta ingin mengunjungi makam Sunan Gunung Jati di Cirebon kalau sempat. Saat bercerita, sikapnya sangat sopan, bahkan tidak sekalipun dia menatap langsung ke mataku.
Ketika bus hampir sampai di terminal Cirebon, dia meminta nomor HP-ku. Karena sepanjang jalan aku lumayan sibuk sms-ria dan ditelpon, aku tak bisa menghindar. Kupikir, toh orangnya baik dan sopan. Lagipula sepertinya dia memiliki keluarga kecil bahagia karena tak segan menceritakan anak istrinya kepadaku. Maka, kami bertukar nomor.
Mimpi buruk pun dimulai....
Awalnya, dia mengirim sms menjelang jam satu malam. Karena aku baru tidur jam setengah 12, jelas jam segitu lagi teler-telernya. Aku terbangun dan membaca sms itu sekilas, udah gitu langsung tepar lagi tanpa ngeh apa isinya. Tapi, firasatku mulai ga enak. Subuh, dia menelponku dan tak kuangkat karena kupikir, aneh aja aku telpon-telponan sama suami orang sepagi itu. Hingga aku berangkat ke kantor, sudah tercatat nomornya menelponku 7 kali.
Tiba di kantor, karena kesal, aku baca sms-nya keras-keras (di ruangan cuma ada Harun, yang lain lagi pada "kabur" dengan urusannya masing-masing). Isinya ternyata begini:
Asl ww,tiada kata seindah doa,begitulah kata orang bijak.aku tau mungkin tak pantas untuk mengatakan isi hatiku,tapi kalau blh aku jujur.km hadir tepat disaat hatiku sdg bimbang dan cemas.aku berharap keindahan itu jng pernah sirna dlm benak hatimu yg paling dalam.cinta itu indah,keindahan itu adalah anugrah,anugrah itu datang pada tiap insan manusia,maka jangan sampai kita lupa untuk mensyukurinya.aku baru saja berangkat dari terminal cirebon.smg adek mimpi yg indah,seindah bulan purnama,amin.wassalam.
What the heck? @#$%^&*()@#$%^&@#$%^&*
Kalo ga ada kursi dan meja, kayaknya Harun bakal ketawa guling-guling di lantai, deh.... Ini orang sakit apa, ya? Masa udah punya anak istri ngemeng begitu sama cewek lain? Yah, aku cuekin aja lah, mungkin dia cuma iseng.
Saat istirahat makan siang, dia kembali menelpon. Masih aku cuekin. Akhirnya dia sms lagi, bertanya apakah 'adek' sedang marah sama 'abang' (duh, plis jangan muntah :D) dan apa salah 'abang' hingga telponnya tak diangkat-angkat. Inilah balasan sms-ku:
Maaf bang, tapi bagi saya, menelpon perempuan yg br dknal subuh hari dg sms2 seperti itu tdk layak dlakukan lelaki yg telah beristri. Aku bnar2 tak suka.
Cukup jutek, kan? (Btw, ini satu-satunya sms yang aku kirimkan ke nomornya karena setelah itu aku cuekin lagi). Dia membalas dengan minta maaf, plus keterangan bahwa 'dalam agama tidak diharamkan beristri lebih dari satu'. Busetttt!!! Aku benar-benar bersyukur karena batere HP-ku ternyata habis dan aku lupa bawa charger :D
Malam hari, saat batere HP terisi penuh dan kuhidupkan kembali, eng... ing... eng... masuklah sms dia bertubi-tubi. Intinya mempertanyakan:
- Kalau 'abang' belum beristri, apakah 'adek' mau mencintai 'abang'? *langsung mual mules perih kembung* :D
- Kalau 'adek' ada di posisi 'abang', apa yang akan 'adek' lakukan? (periksa ke RSJ? :D)
- Kalau memang tidak termaafkan, 'abang' yang mengalah, mungkin kenangan kita cukup sampai di sini.
Agak tenang karena setelah sms-nya yang terakhir itu, dia berhenti. Eeeehh, ternyata masih berlanjut dengan 'tolong jangan menutup hati 'adek' buat 'abang'.... *garuk-garuk kepala*. Ga konsisten, nih orang! :D
Puncaknya, kemarin malam, dia kembali menyerangku dengan sms bertubi-tubi. Dari mulai pantun, peribahasa, rayuan gombel sampai do'a. Selama puluhan menit, hp-ku ga berhenti bergetar. Di sela-sela 'serangan' itu, aku menyempatkan sms temen-temen (termasuk juragan pupuk, hehe....) juga meng-sms kakakku, saking pusingnya mencari cara menghentikan orang aneh satu ini. Akhirnya, kakakku meminta nomornya. Dan entah apa yang dilakukannya, serangan orang gila itu akhirnya berhenti. Alhamdulillah....
Tengah malam, sebuah nomor asing mengucapkan 'happy new year' hingga dua kali. Sambil terkantuk-kantuk, aku bertanya padanya dalam bahasa Sunda, 'may i know who u are, please?'. Yang dijawabnya dengan nama 'Hendrix' dan ingin berkenalan. Tentunya tak kugubris dan kulanjutkan mengembara di pulau kasur. Ujung-ujungnya, nomor itu kembali mengirim pesan:
Ini nomorku yang lain. Tolong disimpan, ya, de.
*pengen pingsan ga bangun-bangun*
Owh... Em... Ji.... Here we go again....
Pelajaran yang diambil: jangan pernah memberikan nomor HP sama orang asing, sesopan apapun dan sebaik apapun tampilannya!
..
BalasHapusWakakaka...
Ini tulisan terlucu yg kubaca tahun ini..
..
Ditunggu saran asiknya... Hehe...
BalasHapusgubraks!!! 10x
BalasHapusketemu buaya item wakakakaka.....
sayang banget aq ga bs ikut ketawaan ya sama pa lurah waktu hr selasa.
Anw, aq jg pernah waktu msh kul dulu ketemu co - kira2 usianya ada 2 th di atas usiaku - ngajak kenalan n ngobrol banyak ampe luber tuh orang nyeritain ttg dirinya di bus bhineka Bdg-Crb.
Suir, aq cuma jawab "oh .. ya" atau "ooo begitu".
Lama-lama dianya be'te n rada sewot "kok kamu dari tadi cuma gitu aja responnya?"
Aq ga jawab apa. Just smile. Dia ngajak tukeran no. hp n tlp rumah, aq langsung nolak n keep smile "sori, ga bisa".
Yee masih ngotot tu orang nanya alamat rumahku di Crb dan t4 kos di bandung. Ya udah, aq bo'ongin tu orang abis2an dgn ngasi alamat2 palsu. Pas di Kedawung aq turun tanpa pamit sama dia. Basically, aq jg paling ga suka langsung beramah tamah sama orang asing di perjalanan apalagi klo sampe dianya minta no. hp n alamat rumah gitu. Be careful aja deh, tipe kyk begitu sbenernya gampang bgt ketebak maunya apa.
Huahahahahahhahahahahahahahaha...
BalasHapusGa ada kata-kata selain hahahahahahahahahaha...
Kalo tau gt dl aku ngasih no hp orgil ke kakak wewe aja ya biar lgsg teol tuh org buaya iseng..
Bukan begitu dek? Maukan memberi saya no telpon kakak nya adek biar saya bs lgsg melamar adek hahahahahaha..
@mbak mut: hp-ku terus kupegang selama perjalanan, jadi pas dia minta no-ku, aku serba salah... laen kali aku pasang muka jutek deh, biar ga da yg berani nyapa :D
BalasHapus@wewe: iya, dek, nanti kalo ketemu buaya lagi, aku kasih nomor kakak... ati2 ya dek... ^_^
perjalanan yg menyenangkan yah..hehehe
BalasHapustp gpp, jadikan pelajaran aja..jd teringat pepatah..jgn menyimpulkan buku hanya dari covernya..*bener g yah?* ^_^
pkbr mbak mida?lama tak berkunjung kesini.
salam, ^_^
lebaran kemaren plg ke Kendal juga naik Nusantara dari Bdg, alhamdulillah g ada yg ngajakin tukar no hp tuh hihihihi... *ya iyalah duduknya sama emak-emak*
BalasHapusyup..saya juga lebih suka tidur bila sdg dalam perjalanan jauh...kalo g biasanya ol deh..
terkadang orang itu menyalah artikan ketika kita berkenalan dalam sebuah perjalanan..padahal ramah nya kita adalah bentuk menghormati mereka..betul kan mbak mida?
BalasHapusKang Didien, Caride, d-Gadget: Iya, tadinya aku mw diajak ngobrol cuma pengen sopan aja... Laen kali aku milih duduk sama emak-emak juga deh kalo naik bis, hehehe....
BalasHapussatu kata: menakutkan
BalasHapustapi cara cerita teh mida lucu pisan, ya :D
novi, menakutkan sih nggak, tapi ngeselin :D tapi diambil hikmahnya aja lah...
BalasHapus