Di tempatku berpijak, hanya ada rerumputan kering dan semak-semak liar. Di sini malam terasa dingin dan gelap. Detik yang berlalu hanya diisi keheningan. Sementara jauh di seberang, cahaya kota berkelap-kelip penuh kehangatan. Pantulan warnanya begitu memesona di permukaan laut yang tenang. Seakan ia terbuat dari kaca yang menyerap semua bayangan keindahan malam.
Berdiri di sini, menikmati setiap siluet pernak-pernik kota yang terekam dalam pemandangan di seberangku, hanya ditemani angin yang bergerak-gerak gelisah. Aku bisa melihat cahaya lampu-lampu malam itu berpendar jelita. Tapi cahaya itu tak bisa meraihku. Ia bagai mimpi yang tak nyata. Di sini, aku yang beku hanya terbiasa berbincang dengan tuan api yang semangatnya selalu bergelora. Bertukar kata dalam diam, berbagi cerita hingga fajar tiba.
..
BalasHapusKesepian ya..?
Ntar kusuruh pablo deh nemenin..
:-P
..
dari kemaren juga pablo-nya udah aku minta, ga dikasih sama majikannya *manyun*
BalasHapus