Wilujeng Sumping...
Ini blog seorang mida, yang -seperti manusia lainnya- punya banyak kisah dan masalah untuk diceritakan dalam perjalanan hidupnya. Silakan masuk, duduk di mana aja dan baca-baca sesuka hati. Mau teh atau kopi? ^_^
27 Maret 2009
EARTH HOUR: SATU JAM SAJA
Tadinya mau nulis ini sebagai content web. Tapi berhubung Pak Guru lagi "aneh", webnya jadi edisi nostalgia gitu, ya udah aku tulis di sini aja deh....
Buat kalian yang belom tau, WWF punya hajatan besar tahunan bernama EARTH HOUR. Diselenggarakan setiap hari Sabtu terakhir di bulan Maret (yap, itu artinya Sabtu besok, tanggal 28 Maret 2009), event ini didukung oleh jutaan orang di seluruh dunia. Dan kita pun bisa ikutan!
Emang ngapain sih?
Gampang! Selama satu jam, kita diminta untuk mematikan lampu. Untuk tahun ini, kita harus mematikan lampu pada pk. 20.30 - 21.30 waktu setempat. Rencananya, beberapa landmark di kota Jakarta akan menjadi 'gelap' untuk mendukung earth hour ini. Lampu-lampu di Monas, Jalan Sudirman-Thamrin, Bundaran HI dengan air mancurnya, gedung Balai Kota, patung pemuda dan air mancur arjuna akan dimatikan selama satu jam. Untuk tingkat dunia, Sphinx, Great Pyramids of Giza, Petronas Towers, Empire State Building dan Acropolis Athena juga disebutkan akan mendukung event internasional ini.
Apa manfaatnya?
Well, FYI, terutama di negara kita, pembangkit listriknya masih menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi karbon. Kira-kira 40% emisi karbon yang berpengaruh terhadap meningkatnya suhu secara global dihasilkan dari sektor ketenagalistrikan. Dengan mematikan lampu selama satu jam, untuk kota Jakarta saja, diperkirakan bisa mengurangi beban listrik sebanyak 300 megawatt, mengurangi emisi CO2 sebanyak 284 ton, menyelamatkan lebih dari 284 pohon, serta menghasilkan oksigen untuk lebih dari 568 orang.
Small thing can make a big different! Ayo kita dukung!!!!
24 Maret 2009
Si Polar Bear Mau Diet!
Pagi ini rasanya ga semangat.
Biasanya hari Selasa aku berusaha berangkat lebih cepat untuk membeli nasi kuning langganan. Tapi hari ini selera makanku menurun. Sampai di kantor jam 07.10 WIB, rasanya males banget naik tangga. Akhirnya naik lift dan mendengar pembicaraan tentang sesuatu yang tak ingin kudengar (aduh... kenapa sih mereka harus membicarakan hal itu?).
Rasanya ganjil saat memasuki situasi yang baru, mengetahui bahwa kehidupan terus bergerak sementara kita seperti jalan di tempat. Melihat seseorang pergi dan menanti yang lain datang. Sementara aku hanya berdiri dan menonton perubahan itu, bukan menjadi bagian darinya. Untuk sesaat rasanya aku berdiri limbung dan membutuhkan waktu untuk menyendiri, merencanakan kembali detail hidupku sebaik mungkin agar kembali bisa melangkah dengan mantap.
Ketika pintu lift metalik itu menutup.... astagaaaaaaa.... sepertinya aku memang harus mulai melakukan satu perubahan secepatnya! Di pantulan pintu lift, aku melihat diriku menggembung dan membulat. Celana panjang model pipa berwarna hitam dan kemeja bersulur vertikal itu tak lagi mampu menutupi lemak yang kutimbun dari hasil nafsu ngemil yang tak terkendali. Pantesan aja si Aa keukeuh memaksaku olahraga :p Katanya aku mirip polar bear, dengan cadangan lemak tebal-tebal untuk mengatasi dinginnya kutub.
Well, okay, aku akan melakukan perubahan pertama: mengurangi ngemil dan banyak gerak! Bukan untuk memenuhi ambisi menjadi secantik model (heuheu... jelas-jelas udah ga bisa dari sononya...), tapi untuk membuatku merasa nyaman dengan diri sendiri dan tentu saja lebih sehat! Saat kita senang melihat penampilan sendiri, mood kita biasanya akan lebih baik dan lebih bersemangat melakukan ini-itu.
Aku juga akan melakukan perubahan kedua: bekerja dan menulis lebih giat! Pe-erku udah banyak banget. Dari mulai meringkas buku Green Guide (yang harganya Rp 329.000,-!), presentasi, menyelesaikan semua desain buat workshop bulan depan, belajar bikin web pake CMS dan cari-cari bahan buat content go green. PLUS, latihan menulis. Wuiiiii, mau ngegaya gini, hihihi....
Ya... kesibukan mungkin akan sedikit menghiburku.
Semoga aku konsisten. Insya Allah.
Sumber gambar: www.firstpeople.us
18 Maret 2009
Rindu Kedamaian....
Hari ini, aku mendapat teguran halus dari-Nya....
Beberapa waktu yang lalu, aku sempat tertarik untuk mengikuti sebuah program sosial untuk anak-anak tidak mampu. Singkat kata, setelah mengirim beberapa e-mail dan mengisi formulir, aku sudah berniat untuk mulai membantu bulan ini juga. Tanggapan dari pengurus yayasan tersebut juga positif. Pokoknya semua sip, deh.
Hingga tadi, setelah istirahat siang, aku mendapatkan e-mail yang memberitahukan bahwa program tersebut sudah mendapatkan kecukupan bantuan hingga aku belum bisa diikutsertakan. Owwhhh... aku kecewa banget! Tapi aku sungguh mengerti keputusan itu tentunya tidak diambil sembarangan dan telah melalui pertimbangan yang matang. Aku bisa menerima dengan lapang dada.
Namun, aku jadi berpikir, akhir-akhir ini jalan hidupku memang mulai 'melenceng'. Kesalahan demi kesalahan kulakukan tanpa ada lagi jerit nurani yang terdengar menyesal. Jika saja ruh punya kuping, sesuatu telah menyumbatnya. Aku seperti tersesat di dunia lain yang memabukkan. Dan program sosial ini seolah-olah kujadikan sebagai 'alat penebus dosa' karena aku tak mampu mengeluarkan diri dari 'dunia aneh'-ku yang jalannya menyimpang. Ketika mendapat respon positif untuk mengikuti program ini, aku menjadi riya.
Astaghfirullah....
Rasanya sesak ditegur seperti ini. Diberi 'warning' oleh-Nya seperti melihat diriku terjatuh dan pura-pura tak sanggup bangkit lagi. Memulai menata hatiku dari awal dalam kesendirian terdengar begitu menakutkan sekaligus menyakitkan hingga aku tetap membiarkan diriku ambruk dalam kesalahan. Lemah banget, ya.... Hiks....
Tapi aku yakin aku kuat. Bukankah adanya teguran ini juga menandakan bahwa Dia masih memperhatikanku? Bahwa aku harus 'kembali' secepatnya. Dan aku yakin uluran tangan-Nya akan membantuku menemukan dan menapaki jalan yang lurus, sebaik yang aku bisa.
Ah, kedamaian hati... ke manakah harus kucari?
Beberapa waktu yang lalu, aku sempat tertarik untuk mengikuti sebuah program sosial untuk anak-anak tidak mampu. Singkat kata, setelah mengirim beberapa e-mail dan mengisi formulir, aku sudah berniat untuk mulai membantu bulan ini juga. Tanggapan dari pengurus yayasan tersebut juga positif. Pokoknya semua sip, deh.
Hingga tadi, setelah istirahat siang, aku mendapatkan e-mail yang memberitahukan bahwa program tersebut sudah mendapatkan kecukupan bantuan hingga aku belum bisa diikutsertakan. Owwhhh... aku kecewa banget! Tapi aku sungguh mengerti keputusan itu tentunya tidak diambil sembarangan dan telah melalui pertimbangan yang matang. Aku bisa menerima dengan lapang dada.
Namun, aku jadi berpikir, akhir-akhir ini jalan hidupku memang mulai 'melenceng'. Kesalahan demi kesalahan kulakukan tanpa ada lagi jerit nurani yang terdengar menyesal. Jika saja ruh punya kuping, sesuatu telah menyumbatnya. Aku seperti tersesat di dunia lain yang memabukkan. Dan program sosial ini seolah-olah kujadikan sebagai 'alat penebus dosa' karena aku tak mampu mengeluarkan diri dari 'dunia aneh'-ku yang jalannya menyimpang. Ketika mendapat respon positif untuk mengikuti program ini, aku menjadi riya.
Astaghfirullah....
Rasanya sesak ditegur seperti ini. Diberi 'warning' oleh-Nya seperti melihat diriku terjatuh dan pura-pura tak sanggup bangkit lagi. Memulai menata hatiku dari awal dalam kesendirian terdengar begitu menakutkan sekaligus menyakitkan hingga aku tetap membiarkan diriku ambruk dalam kesalahan. Lemah banget, ya.... Hiks....
Tapi aku yakin aku kuat. Bukankah adanya teguran ini juga menandakan bahwa Dia masih memperhatikanku? Bahwa aku harus 'kembali' secepatnya. Dan aku yakin uluran tangan-Nya akan membantuku menemukan dan menapaki jalan yang lurus, sebaik yang aku bisa.
Ah, kedamaian hati... ke manakah harus kucari?
17 Maret 2009
Keluhan Pagi: Senyum Aja Mahallll....!
Ini hal sepele, aneh (setidaknya bagiku), tapi sering terjadi di mana-mana... Apakah ituuu? (Hehe... kaya nanya ke anak TK)
Diskriminasi senyum berdasarkan kecantikan fisik!
Sebagai seseorang yang segalanya serba biasa aja, kadang rada ga nyaman kalo berada dengan seseorang yang cantik jelita (yang ge-er ngacung! hehe...). Orang-orang yang biasanya berwajah jutek saat ketemu denganku tiba-tiba mukanya jadi full senyum, nyapa ramah, tapi (catet) hanya sama si cantik aja. Aku sih dicuekin beibeh. Ketika aku berusaha berwajah ramah juga, wajahnya kembali jutek saat bertemu pandang denganku. Ga habis pikir... Ada ya, orang kaya begitu? Dan (catet lagi), yang bertingkah begitu ga cuma satu orang aja!
Aku jadi was-was, jangan-jangan aku pernah berbuat salah ya? Tapi, masa sih? Kehadiranku di kota ini aja baru beberapa bulan, dan yang kukenal hanya itu-itu aja. Rasanya aku ga pernah berurusan sama mereka. Meskipun ga kenal, boleh dunk untuk bermurah senyum, yang nyata-nyata shadaqah paling gampang. Apalagi kalo ketemu hampir tiap hari. Cuma menarik sudut mulut ke pinggir kiri dan kanan beberapa cm, menciptakan wajah yang enak dilihat selama beberapa detik kan ga rugi... Tapi kalo yang disenyumin pura-pura ga ngeh akan keberadaanku, buang muka atau jutek, yaaa... shadaqahnya berganti menjadi bentuk pahala lain, yaitu: bersabar! ^_^ Beda sama si cantik, baru beberapa hari di sini, meskipun expressionless, dari pintu masuk sampe lantai atas semua melirik sambil memberinya senyum untuk menarik perhatian. Wkakaka.... koq jadi ngiri mode on ginih.... :p
Ngga... ngga ngiri... Kecantikan itu anugerah-Nya. Dan aku yakin semua orang cantik dan tampan dengan caranya masing-masing. Tapi tolonglah, untuk sekedar ngasih senyum ramah aja, masa sih, harus dibuat skala prioritas berdasarkan kecantikan segala.... Apalagi kalo ditambah prioritas kedudukan sosial atau kelimpahan materi, waduh....
Dunia ini terlalu indah buat dikotori hal-hal sepele seperti itu.
Diskriminasi senyum berdasarkan kecantikan fisik!
Sebagai seseorang yang segalanya serba biasa aja, kadang rada ga nyaman kalo berada dengan seseorang yang cantik jelita (yang ge-er ngacung! hehe...). Orang-orang yang biasanya berwajah jutek saat ketemu denganku tiba-tiba mukanya jadi full senyum, nyapa ramah, tapi (catet) hanya sama si cantik aja. Aku sih dicuekin beibeh. Ketika aku berusaha berwajah ramah juga, wajahnya kembali jutek saat bertemu pandang denganku. Ga habis pikir... Ada ya, orang kaya begitu? Dan (catet lagi), yang bertingkah begitu ga cuma satu orang aja!
Aku jadi was-was, jangan-jangan aku pernah berbuat salah ya? Tapi, masa sih? Kehadiranku di kota ini aja baru beberapa bulan, dan yang kukenal hanya itu-itu aja. Rasanya aku ga pernah berurusan sama mereka. Meskipun ga kenal, boleh dunk untuk bermurah senyum, yang nyata-nyata shadaqah paling gampang. Apalagi kalo ketemu hampir tiap hari. Cuma menarik sudut mulut ke pinggir kiri dan kanan beberapa cm, menciptakan wajah yang enak dilihat selama beberapa detik kan ga rugi... Tapi kalo yang disenyumin pura-pura ga ngeh akan keberadaanku, buang muka atau jutek, yaaa... shadaqahnya berganti menjadi bentuk pahala lain, yaitu: bersabar! ^_^ Beda sama si cantik, baru beberapa hari di sini, meskipun expressionless, dari pintu masuk sampe lantai atas semua melirik sambil memberinya senyum untuk menarik perhatian. Wkakaka.... koq jadi ngiri mode on ginih.... :p
Ngga... ngga ngiri... Kecantikan itu anugerah-Nya. Dan aku yakin semua orang cantik dan tampan dengan caranya masing-masing. Tapi tolonglah, untuk sekedar ngasih senyum ramah aja, masa sih, harus dibuat skala prioritas berdasarkan kecantikan segala.... Apalagi kalo ditambah prioritas kedudukan sosial atau kelimpahan materi, waduh....
Dunia ini terlalu indah buat dikotori hal-hal sepele seperti itu.
16 Maret 2009
Mimpiku Tentangmu
Begitu aneh, bagaimana aku memimpikanmu malam itu. Kau datang lalu kau pergi, tanpa berkata-kata. Tapi aku tahu kau seolah berkata padaku, 'jika aku datang lagi, aku datang untukmu, jika tidak, aku telah memilih yang lain'. Saat kau menghilang di mimpiku, aku mencarimu, sungguh ingin mengetahui kemana perginya dirimu. Tapi tak kutemukan. Namun, dalam hati aku meyakini kau akan kembali. Saat aku pulang, yang kutemukan bukanlah dirimu, tapi orang lain yang kini hadir dalam hidupku, melihat kesedihanku dan bertanya, 'Kamu kenapa?'
Aku membeku dan berpikir, apakah sudah saatnya aku melupakanmu dan menerima utuh kehadirannya?
Lalu aku terbangun....
Begitu aneh, saat aku melihat profilmu hari ini. Bagaimana kita melakukan kesenangan yang sama, pemikiran yang sama bahkan status hubungan yang sama di belahan dunia dan kehidupan yang berbeda. Kau di sana dan aku di sini. Begitu jauh namun rasamu begitu dekat. Begitu asing namun begitu lekat. Akankah dua jalan kita bertemu? Ataukah kemiripan kita justru seperti dua garis sejajar yang takkan pernah berpotongan?
Aku sungguh merindukanmu.
Tapi pertemuan denganmu justru menjadi ketakutanku.
Bahwa aku tak sesempurna duniamu.
Bahwa namaku telah luntur di hatimu.
Oh, rumitnya rasa....
Gambar diambil dari http://www.abdeali.org/
Aku membeku dan berpikir, apakah sudah saatnya aku melupakanmu dan menerima utuh kehadirannya?
Lalu aku terbangun....
Begitu aneh, saat aku melihat profilmu hari ini. Bagaimana kita melakukan kesenangan yang sama, pemikiran yang sama bahkan status hubungan yang sama di belahan dunia dan kehidupan yang berbeda. Kau di sana dan aku di sini. Begitu jauh namun rasamu begitu dekat. Begitu asing namun begitu lekat. Akankah dua jalan kita bertemu? Ataukah kemiripan kita justru seperti dua garis sejajar yang takkan pernah berpotongan?
Aku sungguh merindukanmu.
Tapi pertemuan denganmu justru menjadi ketakutanku.
Bahwa aku tak sesempurna duniamu.
Bahwa namaku telah luntur di hatimu.
Oh, rumitnya rasa....
Gambar diambil dari http://www.abdeali.org/
12 Maret 2009
Tukang Sablon Nyasar
Aku kadang merasa jadi alien.
Di satu ruangan ini, semua bergelar sarjana teknik, kecuali aku :D
Yah... aku kan cuma tukang sablon, jadi pangkatnya ga sekeren yang laen. Lucunya, aku sering ikut 'diseret' saat ada presentasi dari tamu pembicara yang diundang. Pertama kali, aku protes karena jelas-jelas aku ga bakal nyambung dengan materi yang dipresentasikan. Tapi ,demi 'memenuhi kuota' (sayang, kan, kalo udah diundang jauh-jauh dari luar kota, dibayar mahal pula, tapi sharing ilmunya hanya dihadiri sedikit orang), aku akhirnya datang juga ke ruang rapat, hanya untuk bengong dan makan konsumsi ^_^
Presentasi pertama tentang Gas Liquid Cylindrical Cyclone. Tuh, temanya aja dah bikin jidatku berlipat tujuh. Meski Mas Leks menerangkannya dengan santai, teteeppp... aku cuma duduk tanpa ekspresi sambil makan jeruk dan anggur, heuheu... Tapi ,aku salut karena alat ini prinsip awalnya ternyata sederhana. Cuma rumus fisikanya.... bikin gila....
Nah, kemarin, lagi terkantuk-kantuk baca buku tentang joomla, aku 'terpaksa' ngikut presentasi lagi. Kali ini tentang problem water coning di sumur horizontal. Wkakaka.... cuma ketawa aja dalam hati, ngapain tukang sablon ngikutin kaya ginian. Udah datangnya telat pula, serasa bernostalgia aneh aja saat ngeliat Mas Pudji presentasi di ujung meja. He was much older than i remember. Selebihnya, apa yang beliau terangin, au ah gelapppp!!! :p
Hari ini, lagi-lagi dibujuk ikut presentasi smart well. Makjang.... apalagi itu? Dengan suksesnya aku menggeleng dan bertahan di kursi. Begitu teman-teman yang lain pergi, aku malah ngeblog sambil minum coklat panas, hehehe.... Trus dikasih buku Terapi Herbal Berdasarkan Golongan Darah sama Mbak Nanik.... Duile... tukang sablonnya lagi males-malesan gini.... padahal workshop terdekat tinggal sebulan lebih.... T_T
Sumber gambar: www.dragoart.com
Di satu ruangan ini, semua bergelar sarjana teknik, kecuali aku :D
Yah... aku kan cuma tukang sablon, jadi pangkatnya ga sekeren yang laen. Lucunya, aku sering ikut 'diseret' saat ada presentasi dari tamu pembicara yang diundang. Pertama kali, aku protes karena jelas-jelas aku ga bakal nyambung dengan materi yang dipresentasikan. Tapi ,demi 'memenuhi kuota' (sayang, kan, kalo udah diundang jauh-jauh dari luar kota, dibayar mahal pula, tapi sharing ilmunya hanya dihadiri sedikit orang), aku akhirnya datang juga ke ruang rapat, hanya untuk bengong dan makan konsumsi ^_^
Presentasi pertama tentang Gas Liquid Cylindrical Cyclone. Tuh, temanya aja dah bikin jidatku berlipat tujuh. Meski Mas Leks menerangkannya dengan santai, teteeppp... aku cuma duduk tanpa ekspresi sambil makan jeruk dan anggur, heuheu... Tapi ,aku salut karena alat ini prinsip awalnya ternyata sederhana. Cuma rumus fisikanya.... bikin gila....
Nah, kemarin, lagi terkantuk-kantuk baca buku tentang joomla, aku 'terpaksa' ngikut presentasi lagi. Kali ini tentang problem water coning di sumur horizontal. Wkakaka.... cuma ketawa aja dalam hati, ngapain tukang sablon ngikutin kaya ginian. Udah datangnya telat pula, serasa bernostalgia aneh aja saat ngeliat Mas Pudji presentasi di ujung meja. He was much older than i remember. Selebihnya, apa yang beliau terangin, au ah gelapppp!!! :p
Hari ini, lagi-lagi dibujuk ikut presentasi smart well. Makjang.... apalagi itu? Dengan suksesnya aku menggeleng dan bertahan di kursi. Begitu teman-teman yang lain pergi, aku malah ngeblog sambil minum coklat panas, hehehe.... Trus dikasih buku Terapi Herbal Berdasarkan Golongan Darah sama Mbak Nanik.... Duile... tukang sablonnya lagi males-malesan gini.... padahal workshop terdekat tinggal sebulan lebih.... T_T
Sumber gambar: www.dragoart.com
11 Maret 2009
Pria Baik-baik (?)
Good man never have girl friend
Pagi-pagi aku sudah dibuat ketawa oleh Jeng Ucan dengan kalimatnya yang satu ini. Katanya kalimat itu diambilnya dari sebuah film yang dibintangi Ethan Hawke dan Angelina Jolie (judulnya lupa). Maklum ya, cewek gitu lho, biar di kantor sempet-sempetnya ngerumpi dan curhat, heuheu....
Sebenarnya, apa makna kalimat itu? Well, bagi aku dan Jeng Ucan (golongan cewek-cewek yang tak mudah jatuh cinta dan percaya begitu saja pada rayuan gombel), laki-laki yang baik justru tidak mudah untuk bersikap romantis dan sulit melakukan pendekatan dengan lawan jenis. Ok, sekilas kami mungkin terdengar aneh. Tapi, coba pikirkan. Semakin mudah seorang laki-laki mendapatkan wanita, semakin besar kemungkinan ia buaya darat yang tidak bisa dipercaya.
Ketika laki-laki itu sering memberi pujian, merayu, mencumbu *halah*, aku makin sering berpikir bahwa ia dengan mudah bisa melakukan itu pada wanita lain. Tak ada jaminan bahwa aku lah satu-satunya wanita yang diperlakukan seperti itu. Pun jika ia memberiku harapan berupa komitmen berbentuk pernikahan. Aku tak bisa percaya hingga ia benar-benar duduk dengan ayahku mengucapkan ijab kabul di depan penghulu ^_* Ia bisa saja mendapatkan perhatianku, tapi tidak berupa cinta.
Lain ketika bertemu laki-laki yang terlihat kaku atau tak mudah mengucapkan janji-janji romantis. Bahkan ketika aku memberinya kesempatan, ia tak juga mengucapkan kata-kata cinta. Hanya pancaran mata dan ekspresi wajah yang tak bisa berbohong, sinar mata penuh kasih yang susah dijelaskan dan hanya diberikannya untukku. Tak kutemukan saat ia bersama gadis lain. Dan aku meninggalkannya.... (loh ini labelnya curhat, yah? Hehe...)
Maaf, aku tak bermaksud menggeneralisasi semua laki-laki yang mudah dekat dengan kaum hawa sebagai kadal. Mungkin ada beberapa di antara kita yang memang dikaruniai bakat mudah bergaul. Ini hanya sebuah pemikiran yang keluar dari otakku. Itu saja.
PS. Btw, jangan protes kalo gambarnya Soujiro Seta ya, dia itu kan cowok cool ^_^ Sayang daun muda.... :D
Pagi-pagi aku sudah dibuat ketawa oleh Jeng Ucan dengan kalimatnya yang satu ini. Katanya kalimat itu diambilnya dari sebuah film yang dibintangi Ethan Hawke dan Angelina Jolie (judulnya lupa). Maklum ya, cewek gitu lho, biar di kantor sempet-sempetnya ngerumpi dan curhat, heuheu....
Sebenarnya, apa makna kalimat itu? Well, bagi aku dan Jeng Ucan (golongan cewek-cewek yang tak mudah jatuh cinta dan percaya begitu saja pada rayuan gombel), laki-laki yang baik justru tidak mudah untuk bersikap romantis dan sulit melakukan pendekatan dengan lawan jenis. Ok, sekilas kami mungkin terdengar aneh. Tapi, coba pikirkan. Semakin mudah seorang laki-laki mendapatkan wanita, semakin besar kemungkinan ia buaya darat yang tidak bisa dipercaya.
Ketika laki-laki itu sering memberi pujian, merayu, mencumbu *halah*, aku makin sering berpikir bahwa ia dengan mudah bisa melakukan itu pada wanita lain. Tak ada jaminan bahwa aku lah satu-satunya wanita yang diperlakukan seperti itu. Pun jika ia memberiku harapan berupa komitmen berbentuk pernikahan. Aku tak bisa percaya hingga ia benar-benar duduk dengan ayahku mengucapkan ijab kabul di depan penghulu ^_* Ia bisa saja mendapatkan perhatianku, tapi tidak berupa cinta.
Lain ketika bertemu laki-laki yang terlihat kaku atau tak mudah mengucapkan janji-janji romantis. Bahkan ketika aku memberinya kesempatan, ia tak juga mengucapkan kata-kata cinta. Hanya pancaran mata dan ekspresi wajah yang tak bisa berbohong, sinar mata penuh kasih yang susah dijelaskan dan hanya diberikannya untukku. Tak kutemukan saat ia bersama gadis lain. Dan aku meninggalkannya.... (loh ini labelnya curhat, yah? Hehe...)
Maaf, aku tak bermaksud menggeneralisasi semua laki-laki yang mudah dekat dengan kaum hawa sebagai kadal. Mungkin ada beberapa di antara kita yang memang dikaruniai bakat mudah bergaul. Ini hanya sebuah pemikiran yang keluar dari otakku. Itu saja.
PS. Btw, jangan protes kalo gambarnya Soujiro Seta ya, dia itu kan cowok cool ^_^ Sayang daun muda.... :D
06 Maret 2009
Disiplin dengan Kasih Sayang
Fiuuuuhhhhhhhh.... (tarik nafas lega).....
Setelah hari Rabu kita begadang di kantor sampe jam 11 malam (gile ga tuh, 16 jam kerja! Oh, okay, dipotong istirahat dan terkantuk-kantuk jadi berapa jam yah? Hehehe....). Akhirnya hari Kamis kita bersibuk ria dari jam 7 pagi (seperti biasa), mengatur segala sesuatunya agar acara talkshow berjalan lancar karena Chief lagi ke Cepu.
Meski kita beres-beres meja registrasi agak terlambat, tapi alhamdulillah... semuanya berlangsung baik. Dan Ibu Elly Risman keren bangetttt!!! Suasana Gedung Pancaka Braja yang tadinya terasa lengang (secara gedung itu gede banget, jadi jumlah peserta yang cuma sekitar seratus orang keliatan sedikit) jadi meriah dan hidup. Ilmu mendisiplinkan anak dengan kasih sayang yang diajarkan beliau disampaikan dengan sederhana tapi 'ngena' dan seru! Para panitia, yang notabene belom pada merit (eh, penting yah nyebutin ini? hehe...), ikut asik mendengarkan beliau berbicara.
Yang membuatku ketawa adalah saat peserta diminta menyanyikan lagu 'Nina Bobo'. Begitu sampai ke lirik 'kalau tidak bobo digigit nyamuk...', Bu Elly Risman langsung bertanya, 'Nah, dari anak umur berapa tahun kita sudah memberinya ancaman?' Hehehe.... Bener juga ya, lagu itu ternyata berisi 'ancaman' halus buat anak. Dan tanpa sadar, kita menerapkan pola asuh yang disertai ancaman itu saat anak bersikap tidak sesuai harapan.
Mendisiplinkan anak memang harus dengan kesabaran. Ada cerita tentang seorang anak bernama Kok Ping (bener ga ya, nulisnya?) yang sangat suka menggambar. Tapi, tiap kali ibunya memergokinya sedang menggambar, ia akan dimarahi. Sang ibu lebih suka jika Kok Ping lebih banyak belajar Matematika.
Di suatu lomba menggambar, Kok Ping berhasil juara. Ibunya tentu tidak tahu tentang hal ini. Ketika Sang Ibu melihat hasil karya Kok Ping itu, dia menangis. Sebenarnya, apa yang digambar Kok Ping? Tebak sendiri, deh! Hehehe....
Okay, okay, aku ga akan sejahat itu, biar ga pada penasaran ^_^ Di karya yang memenangkan penghargaan itu, Kok Ping menggambar dirinya sendiri tengah diwisuda menjadi sarjana Matematika. Ia memakai toga, tapi ada air mata meleleh di pipinya. Kok Ping bisa saja memenuhi keinginan ibunya, tapi ia sama sekali tak bahagia dengan hidupnya.
Cerita ini memberi kita sindiran, bahwa anak sering dijadikan sebagai 'penerus' untuk mencapai cita-cita yang tak berhasil digapai orang tua. Anak tidak dibesarkan untuk menjadi dirinya sendiri. Dan dari situlah sering terjadi 'pemberontakan' karena anak tak bisa mengekspresikan ketidaksetujuannya.
Bhuhuhu... Susah yah, mendidik anak dengan baik dan benar. Kalo ada yang mau minta materinya, hubungin aku yah! Ntar insya Allah dikirim lewat imel.
Dan yang membuat crew panitia lebih seneng lagi, selesai acara, Chief mengirimi kami semua sms berisi ucapan selamat karena talkshow berjalan sukses. Thx, Chief! ^_^
Setelah hari Rabu kita begadang di kantor sampe jam 11 malam (gile ga tuh, 16 jam kerja! Oh, okay, dipotong istirahat dan terkantuk-kantuk jadi berapa jam yah? Hehehe....). Akhirnya hari Kamis kita bersibuk ria dari jam 7 pagi (seperti biasa), mengatur segala sesuatunya agar acara talkshow berjalan lancar karena Chief lagi ke Cepu.
Meski kita beres-beres meja registrasi agak terlambat, tapi alhamdulillah... semuanya berlangsung baik. Dan Ibu Elly Risman keren bangetttt!!! Suasana Gedung Pancaka Braja yang tadinya terasa lengang (secara gedung itu gede banget, jadi jumlah peserta yang cuma sekitar seratus orang keliatan sedikit) jadi meriah dan hidup. Ilmu mendisiplinkan anak dengan kasih sayang yang diajarkan beliau disampaikan dengan sederhana tapi 'ngena' dan seru! Para panitia, yang notabene belom pada merit (eh, penting yah nyebutin ini? hehe...), ikut asik mendengarkan beliau berbicara.
Yang membuatku ketawa adalah saat peserta diminta menyanyikan lagu 'Nina Bobo'. Begitu sampai ke lirik 'kalau tidak bobo digigit nyamuk...', Bu Elly Risman langsung bertanya, 'Nah, dari anak umur berapa tahun kita sudah memberinya ancaman?' Hehehe.... Bener juga ya, lagu itu ternyata berisi 'ancaman' halus buat anak. Dan tanpa sadar, kita menerapkan pola asuh yang disertai ancaman itu saat anak bersikap tidak sesuai harapan.
Mendisiplinkan anak memang harus dengan kesabaran. Ada cerita tentang seorang anak bernama Kok Ping (bener ga ya, nulisnya?) yang sangat suka menggambar. Tapi, tiap kali ibunya memergokinya sedang menggambar, ia akan dimarahi. Sang ibu lebih suka jika Kok Ping lebih banyak belajar Matematika.
Di suatu lomba menggambar, Kok Ping berhasil juara. Ibunya tentu tidak tahu tentang hal ini. Ketika Sang Ibu melihat hasil karya Kok Ping itu, dia menangis. Sebenarnya, apa yang digambar Kok Ping? Tebak sendiri, deh! Hehehe....
Okay, okay, aku ga akan sejahat itu, biar ga pada penasaran ^_^ Di karya yang memenangkan penghargaan itu, Kok Ping menggambar dirinya sendiri tengah diwisuda menjadi sarjana Matematika. Ia memakai toga, tapi ada air mata meleleh di pipinya. Kok Ping bisa saja memenuhi keinginan ibunya, tapi ia sama sekali tak bahagia dengan hidupnya.
Cerita ini memberi kita sindiran, bahwa anak sering dijadikan sebagai 'penerus' untuk mencapai cita-cita yang tak berhasil digapai orang tua. Anak tidak dibesarkan untuk menjadi dirinya sendiri. Dan dari situlah sering terjadi 'pemberontakan' karena anak tak bisa mengekspresikan ketidaksetujuannya.
Bhuhuhu... Susah yah, mendidik anak dengan baik dan benar. Kalo ada yang mau minta materinya, hubungin aku yah! Ntar insya Allah dikirim lewat imel.
Dan yang membuat crew panitia lebih seneng lagi, selesai acara, Chief mengirimi kami semua sms berisi ucapan selamat karena talkshow berjalan sukses. Thx, Chief! ^_^
03 Maret 2009
Shopping Cart Chair
Nemu barang unik nih, pas lagi 'jalan-jalan' di dunia maya. Ketemunya di website bertema green living, namanya www.care2.com.
Kursi lucu karya Max McMurdo ini merupakan daur ulang dari shopping cart (terjemahan bakunya apa, ya? Yah udah sama-sama tau lah, ini kereta dorong buat belanja di supermarket itu). Setelah rodanya ilang, dikasih bantalan empuk trus dicat warna hijau cerah, voila....! Jadi, deh, kursi unik buat santai. Kreatif, ya!
Coba kalo dicat ungu dengan warna bantalan senada, pasti lebih lucu, heuheu... dasar maniak ungu! ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)