Hari ini, aku mendapat teguran halus dari-Nya....
Beberapa waktu yang lalu, aku sempat tertarik untuk mengikuti sebuah program sosial untuk anak-anak tidak mampu. Singkat kata, setelah mengirim beberapa e-mail dan mengisi formulir, aku sudah berniat untuk mulai membantu bulan ini juga. Tanggapan dari pengurus yayasan tersebut juga positif. Pokoknya semua sip, deh.
Hingga tadi, setelah istirahat siang, aku mendapatkan e-mail yang memberitahukan bahwa program tersebut sudah mendapatkan kecukupan bantuan hingga aku belum bisa diikutsertakan. Owwhhh... aku kecewa banget! Tapi aku sungguh mengerti keputusan itu tentunya tidak diambil sembarangan dan telah melalui pertimbangan yang matang. Aku bisa menerima dengan lapang dada.
Namun, aku jadi berpikir, akhir-akhir ini jalan hidupku memang mulai 'melenceng'. Kesalahan demi kesalahan kulakukan tanpa ada lagi jerit nurani yang terdengar menyesal. Jika saja ruh punya kuping, sesuatu telah menyumbatnya. Aku seperti tersesat di dunia lain yang memabukkan. Dan program sosial ini seolah-olah kujadikan sebagai 'alat penebus dosa' karena aku tak mampu mengeluarkan diri dari 'dunia aneh'-ku yang jalannya menyimpang. Ketika mendapat respon positif untuk mengikuti program ini, aku menjadi riya.
Astaghfirullah....
Rasanya sesak ditegur seperti ini. Diberi 'warning' oleh-Nya seperti melihat diriku terjatuh dan pura-pura tak sanggup bangkit lagi. Memulai menata hatiku dari awal dalam kesendirian terdengar begitu menakutkan sekaligus menyakitkan hingga aku tetap membiarkan diriku ambruk dalam kesalahan. Lemah banget, ya.... Hiks....
Tapi aku yakin aku kuat. Bukankah adanya teguran ini juga menandakan bahwa Dia masih memperhatikanku? Bahwa aku harus 'kembali' secepatnya. Dan aku yakin uluran tangan-Nya akan membantuku menemukan dan menapaki jalan yang lurus, sebaik yang aku bisa.
Ah, kedamaian hati... ke manakah harus kucari?
Beberapa waktu yang lalu, aku sempat tertarik untuk mengikuti sebuah program sosial untuk anak-anak tidak mampu. Singkat kata, setelah mengirim beberapa e-mail dan mengisi formulir, aku sudah berniat untuk mulai membantu bulan ini juga. Tanggapan dari pengurus yayasan tersebut juga positif. Pokoknya semua sip, deh.
Hingga tadi, setelah istirahat siang, aku mendapatkan e-mail yang memberitahukan bahwa program tersebut sudah mendapatkan kecukupan bantuan hingga aku belum bisa diikutsertakan. Owwhhh... aku kecewa banget! Tapi aku sungguh mengerti keputusan itu tentunya tidak diambil sembarangan dan telah melalui pertimbangan yang matang. Aku bisa menerima dengan lapang dada.
Namun, aku jadi berpikir, akhir-akhir ini jalan hidupku memang mulai 'melenceng'. Kesalahan demi kesalahan kulakukan tanpa ada lagi jerit nurani yang terdengar menyesal. Jika saja ruh punya kuping, sesuatu telah menyumbatnya. Aku seperti tersesat di dunia lain yang memabukkan. Dan program sosial ini seolah-olah kujadikan sebagai 'alat penebus dosa' karena aku tak mampu mengeluarkan diri dari 'dunia aneh'-ku yang jalannya menyimpang. Ketika mendapat respon positif untuk mengikuti program ini, aku menjadi riya.
Astaghfirullah....
Rasanya sesak ditegur seperti ini. Diberi 'warning' oleh-Nya seperti melihat diriku terjatuh dan pura-pura tak sanggup bangkit lagi. Memulai menata hatiku dari awal dalam kesendirian terdengar begitu menakutkan sekaligus menyakitkan hingga aku tetap membiarkan diriku ambruk dalam kesalahan. Lemah banget, ya.... Hiks....
Tapi aku yakin aku kuat. Bukankah adanya teguran ini juga menandakan bahwa Dia masih memperhatikanku? Bahwa aku harus 'kembali' secepatnya. Dan aku yakin uluran tangan-Nya akan membantuku menemukan dan menapaki jalan yang lurus, sebaik yang aku bisa.
Ah, kedamaian hati... ke manakah harus kucari?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar