"Ucan, kalo mau jalan-jalan, aku ikut yaa...," rayuku pada Jeng Ucan Jum'at sore itu. Heuheu... dasar ga mau bermodal! Maunya nebeng aja biar gratisan.
"Okeh, tapi kalo ga ada sms, berarti emang ga pergi kemana-mana," jawabnya. Aku mengangguk. Dia emang suka males keluar rumah kalo lagi libur. Pengennya istirahat aja sambil maen-maen sama Eilen-nya yang lucu itu ^_^
Maka, saat Sabtu sore tak ada sms dari Jeng Ucan, aku memutuskan pergi sendiri naik angkot. Harus ke atm sekaligus pengen ke Gramedia, cari novel yang ringan semacam chicklit (lagi males baca yang 'berat' setelah minggu lalu selesai baca To Kill A Mockingbird. Btw, it's a must-read novel!). Karena Mbak Mutmut bilang satu-satunya Gramedia di Cirebon adanya di Grage, aku memutuskan pergi ke mal itu.
Pas di angkot, supirnya nanya, "Mau turun di mana, Mbak?"
"Asia!" Jawabku spontan. Lho? Monyong...! Aku kan mau ke Grage, ngapain jawab Asia? Kan jauh banget! Karena tengsin mau ngeralat jawaban, akhirnya aku hanya pasrah saat angkot menepi di depan Toserba Asia. Tapi semangatku bangkit lagi *halah* saat melihat tulisan Toko Buku Kurnia Agung terpampang segede gajah di gedung Toserba Yogya. Bagus lah, jadi aku tetep bisa cari buku di sini.
Setelah selesai dengan urusan atm, aku naik ke lantai atas. Tapi setelah keliling-keliling, koq toko bukunya ga ketemu, ya? Aku mengintip lantai atas lagi, yang ternyata restoran seafood Marina. Jadi, toko bukunya di mana, dunk? Akhirnya aku bertanya pada salah satu karyawan, dan ternyata.... di situ emang ga ada toko buku. Toko buku itu baru pindah ke PGC akhir Januari ini.
Dengan rada gondok, aku terpaksa berjalan kaki menuju PGC. Untung letaknya masih di daerah itu dan FYI, aku ga pernah pergi ke gedung ini sebelumnya. Ternyata mirip-mirip Pasar Baru Bandung dalam skala kecil, aku jadi sekalian cuci mata liat-liat model sepatu, hihihi... Sayang, toko bukunya kecil dan baru buka, koleksi bukunya masih sedikit dan ga teratur. Chiclikt terjemahan yang kucari pun ga ada. Setelah bolak-balik ga jelas sampe diliatin karyawan toko, aku memilih tiga buah buku: Chocoluv-nya Ninit Yunita, kumpulan cerpen bernuansa Melayu berjudul Amuk Tun Teja, dan buku pertama dari The Bartimaeus Trilogy yang berjudul The Amulet of Samarkand.
Saat akan membayar buku di kasir, sekelebat aku melihat jilbab warna terakota yang kukenal di pintu masuk. Saat menoleh, sebuah wajah lagi nyengir lebar ke arahku dan langsung menyapa, "Koq pergi keluar ga bilang-bilang, sih?" Wkakakaka.... Cengirannya itu, lho, kayak yang merasa bersalah karena caught ini the act. Yupz! Jeng Ucan&family full edition baru aja memasuki toko buku. "Bukannya kalo mau pergi, mau sms aku?" Todongku, sambil mencubit-cubit pipi Eilen yang ngegemesin. Ternyata Jeng Ucan tadinya ga berniat pergi ke toko buku. Tapi saat mengobrol dengan suaminya, misua tercintanya itu salah tangkep bin salah tafsir ucapan Jeng Ucan. Mereka mendadak pergi dan Jeng Ucan (yang otak briliannya itu saturasinya hampir jenuh gara-gara kerjaan) benar-benar lupa mengirimiku sms.
Takdir banget, ga, sih???? Kami berdua ketemu di toko buku yang sama karena kesalahan sepele yang ga perlu. Emang udah rejeki tokonya juga kali ya ^_^ Nah, syukurlah, soalnya aku bingung kalo pulang dari sana naik angkot apa. Tapi alih-alih naik angkot, aku jadi diantar pulang naik Livina-nya yang nyaman dan gratis, heuheu.... Puas pula nyiumin dan nyubitin Eilen sesuka hati.
Ah, Sang Maha Pengatur di atas sana kadang suka bercanda....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar